Hasil Survei OJK: Tingkat Inklusi Keuangan Capai 85,10%
Oleh : Prisma Ardianto / FER
Jakarta, Beritasatu.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022. Hasil SNLIK tahun 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68% dan inklusi keuangan sebesar 85,10%.
Nilai ini meningkat dibanding hasil SNLIK 2019 yaitu indeks literasi keuangan 38,03% dan inklusi keuangan 76,19. Selain itu, SNLIK 2022 melaporkan pencapaian tingkat literasi keuangan syariah sebesar 9,14% dan tingkat inklusi keuangan syariah sebesar 12,12%.
Proses pengambilan data SNLIK 2022 dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan responden sejumlah 14.634 orang berusia antara 15-79 tahun. Survei dilakukan dengan metode wawancara secara tatap muka dan dibantu dengan sistem Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Hasil SNLIK diharapkan dapat menjadi dasar bagi OJK dan seluruh stakeholders dalam membuat kebijakan, menyusun strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta bisa meningkatkan perlindungan masyarakat.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi menyampaikan, SNLIK bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia termasuk literasi keuangan digital. Strategi peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif harus diikuti upaya perlindungan konsumen.
"OJK menekankan pentingnya upaya perlindungan konsumen dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Karena thrust merupakan salah satu persyaratan utama bagi pengembangan industri jasa keuangan," ujar Friderica dalam penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022 di lokasi pameran jasa keuangan atau Financial Expo (FinExpo) di Jakarta, Sabtu (29/10/2022).
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menerangkan, literasi keuangan menjadi penting untuk mengurangi risiko agar masyarakat tidak terjebak aktivitas ilegal. Tingkat literasi yang kian meningkat diharapkan diikuti pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan yang lebih optimal.
"SNLIK angkanya sudah naik, sudah lebih mendekati 3 dari 5 yang mengerti dari sisi literasi. Nah ini yang saya melihat tantangannya adalah bagaimana utilisasi setelah literasinya naik, utilisasinya untuk ditawarkan berbagai akses kepada produk jasa keuangan harus terus ditingkatkan, kalau tidak, maka ini tidak akan optimal," jelas Mahendra.
Lebih dari itu, setiap industri jasa keuangan (IJK) diharapkan bisa lebih masif lagi merambah daerah-daerah yang memiliki tingkat literasi literasinya masih rendah. Termasuk dengan menyiapkan pendekatan yang lebih baik untuk setiap program literasi, inklusi dan edukasi.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
BERITA TERPOPULER
TERKINI