Jakarta, Beritasatu.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengemukakan Indonesia siap menghadapi resesi ekonomi jika merujuk pada kinerja sektor perdagangan selama masa pandemi Covid-19.
“Indikator paling nyata, hingga September 2022, neraca perdagangan Indonesia masih surplus US$ 39,87 miliar pada September 2022,” katanya saat menjadi pembicara pada seminar Bisa Ekspor, Kamis (3/11/2022).
Saat pandemi, katanya, sektor perdagangan tak pernah mengalami penurunan, justru tetap tumbuh dan bahkan surplus. Padahal saat itu, semua negara mengalami tekanan karena sama sekali tak pernah menyangka pandemi memapar hampir 200 negara di dunia.
Aktivitas perdagangan Indonesia yang terpantau dari kinerja ekspor, katanya, justru mengalami kenaikan atau tak pernah defisit. Berkaca dari kondisi lampau itu, Jerry optimistis Indonesia mampu menghadapi resesi yang saat ini menjadi momok dunia.
Saat ini tercatat 70% produk ekspor merupakan produk industri, yang sama artinya Indonesia sudah melakukan hilirisasi atau tak lagi hanya menjual barang mentah.
"Ini adalah kekuatan Indonesia untuk menjaga ketahanan negara,” kata dia.
Sementara itu, Senior Fundamental Analyst Didimax, Reza Aswin mengatakan, gangguan rantai pasokan, harga minyak dunia yang tinggi serta banyaknya uang beredar menyebabkan ekonomi global mengalami tekanan angka inflasi yang berlebih atau hyper inflation.
"Dalam teori ekonomi dimana saat angka inflasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat, tetapi saat ini yang terjadi adalah angka inflasi meningkat tetapi pertumbuhan ekonomi terlihat melambat atau yang dikenal dengan stagflasi," jelasnya.
Baca selanjutnya
Keberadaan ini tentunya membuat data ekonomi setiap negara maju termasuk Amerika ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: ANTARA