Jakarta, Beritasatu – Data menjadi aspek kunci dalam memetakan dan menjangkau masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh lembaga keuangan formal. Pentingnya integrasi data ini turut menjadi sorotan dalam pembentukan Holding Ultra Mikro yang dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Hal itu dikatakan Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara talkshow “Financial Inclusion Talk” yang diselenggarakan baru-baru ini dalam rangka mendukung Presidensi G20 Indonesia.
Sunarso mengungkapkan bahwa integrasi data nasabah menjadi salah satu prioritas utama dalam awal pembentukan Holding Ultra Mikro. Pihaknya menyebut bahwa ketersediaan data yang akurat akan memudahkan perseroan dalam mengidentifikasi layanan keuangan yang paling sesuai dan dibutuhkan oleh nasabah, terutama pelaku usaha ultra mikro dan mikro.
“Pembentukan holding menjadikan kami memiliki data yang sangat besar. Saat ini sudah mengintegrasikan 25 juta data. Apa gunanya? Kita bisa meng-asses perilaku para pelaku usaha mikro dan digunakan untuk meningkatkan kebutuhan literasi pemberdayaan mereka. Mudah-mudahan dengan solid-nya pemberdayaan dari BRI di ultra mikro, akan terjadi akselerasi naik kelas. Nah kepada 3 entitas apa dampaknya? Kita bisa memberikan layanan produk lebih baik lagi. Pembiayaan lebih besar lagi," ujar Sunarso dalam rilis di Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Holding Ultra Mikro memiliki target besar untuk melayani sebanyak 45 juta nasabah ultra mikro. Sebanyak 30 juta nasabah di antaranya bahkan belum mendapatkan akses layanan keuangan. Oleh sebab itu, Sunarso menekankan Holding yang dipimpin BRI itu punya peran besar sebagai garda terdepan dalam mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia.
Baca selanjutnya
Selain data, integrasi layanan juga ditempuh Holding Ultra Mikro sebagai upaya ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com