Jakarta, Beritasatu.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengemukakan dalam upaya mengejar target produksi migas di 2030 yakni minyak 1 juta barrel per hari dan gas 12 BCFD, Indonesia membutuhkan investasi hulu migas senilai US$ 20 miliar hingga US$ 26 miliar per tahun. Itulah sebabnya, salah satu agenda utama pemerintah meningkatkan gairah investasi di hulu migas dengan mengundang investor.
Pemerintah dan SKK Migas optimistis target produksi migas 20230 bisa tercapai dengan keterlibatan investor. Untuk itu berbagai upaya membeberkan potensi migas Indonesia terus dilakukan. Salah satunya penyelenggaraan 3rd International Convention of Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di di Nusa Dua, Bali pada 23-25 November 2022
Direktur Jendral (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, mengungkapkan melalui konvensi IOG 2022 pemerintah ingin menunjukkan potensi sumber daya Indonesia dan berbagai kemudahan investasi. "Investor dapat melihat langsung data-data prospek migas Indonesia," kata Senin (14/11/2022).
Konvensi tersebut ditujukan untuk menarik investasi dalam rangka meningkatkan produksi jangka pendek dan jangka panjang.
Sementara anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengungkapkan SKK Migas perlu bekerja keras menarik minat investor migas dengan berbagai promosi, insentif fiskal, dan non-fiskal, dan kepastian.
Sedangkan praktisi migas Tumbur Parlindungan menyatakan produksi migas akan terus menurun bila tidak ada penemuan baru atau unconventional activities migas tidak dilakukan dì Indonesia. "Indonesia membutuhkan investasi besar bila ingin meningkatkan produksinya. Alternatifnya, mengundang para pemain migas ke Indonesia untuk berinvestasi," katanya.
Indonesia, tambah Tumbur, didorong bisa melakukan perubahan baik di dalam birokrasi maupun dalam regulasi dan rezim fiskal. Menurut dia, saat ini dari sisi rezim fiskal sudah ada perubahan menuju arah yang lebih baik.
"Investor akan membandingkan Indonesia dengan negara lain yang memberikan return, kemudahan berbisnis dan iklim investasi yang mendukung pertumbuhan ekosistem yang mendukung operasional dari para investor," kata Tumbur, yang juga mantan Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA).
Menurut dia, IOG 2022 bisa menjadi salah satu wadah untuk meningkatkan awareness para investor untuk kembali berinvestasi di Indonesia. Dalam IOG 2022 yang diadakan secara hibrid akan hadir di lokasi sekitar 1.000 peserta dan 10.000 peserta lainnya secara daring. Ada tiga isu penting yang akan dibahas yaitu economic recovery, energy security, dan energy transition. Ketiga hal tersebut sejalan dengan program pemerintah dan target Indonesia yang lebih berkelanjutan seperti mencapai net zero emissions pada 2060 dan phase-out coal GHG pada 2040.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: ANTARA