Nusadua, Beritasatu.com- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan upaya transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) membutuhkan dukungan dari sektor keuangan. Upaya pengurangan emisi karbon dilakukan dengan mengurangi jumlah pemakaian batu bara dan meningkatkan pemakaian EBT.
“Apa yang saya katakan sebagai trade off adalah bahwa jika Anda hanya memiliki sumber daya uang terbatas, apakah Anda akan menghentikan penggunaan batu bara, dan seperti yang saya katakan, juga aturan internasional di sektor keuangan tidak mendukung,” ucap Sri Mulyani dalam Grand Launching Indonesia Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform di Hotel Movenpick, Jimbaran pada Senin (14/11/2022).
Kondisi perubahan iklim dinilai memiliki dampak lebih besar daripada keadaan pandemi Covid-19 oleh karena itu harus terus diperhatikan. Selama ini kerap terjadi pemisahan antara upaya mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga lingkungan. “Jadi tidak seperti retorika, karena Indonesia, kita tahu persis berapa banyak basis pembangkit listrik untuk batu bara yang dimiliki dan berapa banyak yang sudah mereka investasikan dan itulah yang sedang kita lakukan,” ucap Menkeu.
Dia mengatakan banyak tantangan yang dihadapi dalam transisi dari bahan bakar fosil menuju EBT termasuk biaya yang diperlukan untuk memperkuat kapasitas jaringan serta untuk mengintegrasikan bagian dari energi terbarukan. Pada saat yang sama, volatilitas pasar energi global telah menciptakan peningkatan risiko serta biaya untuk pendekatan bisnis yang bergantung pada bahan bakar fosil. “Sebagai pembuat kebijakan, kami merasa ada trade off yang nyata antara pragmatisme jangka pendek dan komitmen jangka menengah kami,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan kemajuan teknologi telah membuat teknologi EBT semakin terjangkau. Namun masih terjadi kendala untuk investasi di bidang EBT. Terutama berlaku di pasar negara berkembang menjadi sulit untuk menarik investasi swasta, bahkan untuk teknologi terbarukan yang telah terbukti.
“Menurut saya yang diperlukan adalah dukungan publik di samping lingkungan pendukung yang lebih baik untuk mencapai tingkat investasi yang kami harapkan, baik dalam mitigasi maupun adaptasi,” kata Yellen.
Dia mengatakan untuk memanfaatkan dana publik yang terbatas diperlukan mekanisme pembiayaan yang inovatif. Seluruh negara perlu meningkatkan penerapan mekanisme yang telah terbukti. “Misalnya jaminan dan produk proyek asuransi yang menarik investasi swasta dalam skala besar,” tandas Yelllen.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily