Jakarta, Beritasatu.com - Aktivitas yang terkonsentrasi dalam ruangan menambah risiko akan bahaya yang tak tampak mata yaitu serangan tungau (Dermatophagoides), hewan mikroskopik yang memakan serpihan kulit mati manusia yang tiap jamnya menghasilkan 600.000 partikel terlepas dari kulit. Tingginya frekuensi kegiatan di dalam rumah tentunya menambah paparan di soft furniture seperti kasur, sofa maupun karpet dimana tungau biasa bersarang.
Pratiwi Halim, Founder HydroClean mengatakan meski seringkali dianggap bukan hewan yang berbahaya namun gigitan dan kotoran tungau dapat menjadi allergen (zat pemicu alergi) dan memicu asma, menimbulkan gejala sesak napas, nyeri dada hingga batuk. Hal tersebut dapat menurunkan imunitas tubuh yang sangat kita hindari saat kasus Covid-19 masih terus bertambah.
Sebuah penelitian juga menunjukkan, rata-rata rumah yang telah dibersihkan setiap hari dapat tetap menyimpan lebih dari 5.000 jenis bakteri dan 2.000 jenis jamur.
Untuk itu menurut Pratiwi Halim diperlukan pembersihan dengan menggunakan teknologi khusus salah satunya melalui sistem teknologi HydroAllergenic. Teknologi ini dikatakan Pratiwi tidak hanya sekadar penyedot tungau dan debu, tetapi juga memastikan rumah tetap higienis dan aman tanpa bahan kimia.
"Sistem teknologi HydroAllergenic sendiri dikenal sebagai sistem separator yang memiliki daya hisap lebih dari 20.000 rpm dan mampu memisahkan udara, partikel debu dan tungau yang terhisap dengan pengisolasian 99,99 persen partikel dalam media air sehingga tidak akan beterbangan ke udara, 100 persen kering dan bebas bahan kimia," ujar Pratiwi dalam keterangannya, Kamis (30/7/2020).
HydroClean juga memperkenalkan inovasi lainnya dalam layanan mereka yaitu MicroTech-Ray berupa teknologi penyinaran UV dan pelepasan gas ozon dapat mematikan kuman dan bakteri penyebab penyakit yang ada di udara.
"Memasuki fase new normal, sangat diperlukan untuk patuh akan protokol kesehatan serta secara rutin melakukan pembersihan berbagai furnitur dalam ruang baik di rumah maupun kantor, termasuk menggunakan layanan profesional untuk memastikan risiko yang minimal dari penyebaran virus," tambah Pratiwi.
Sumber: BeritaSatu.com