Bali, Beritasatu.com- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) memastikan pariwisata Bali aman untuk dikunjungi. Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemparekraf, Vinsensius Jemadu, mengatakan Bali menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi percontohan untuk kembali dikunjungi wisatawan domestik.
Kemparekraf bersama Pemerintah Daerah Bali mulai melakukan sertifikasi cleanliness, health, safety, and environment (CHSE) sejak Juli 2020 lalu dengan wilayah Nusa Dua, Bali, sebagai proyek percobaan. "Saat ini semua wilayah Bali serempak sudah melakukan protokol kesehatan di setiap destinasi wisatanya. Bali Utara sampai dengan Bali Selatan sudah melakukan protokol kesehatan dengan menyediakan tempat cuci tangan, pengecekan suhu, dan menyemprot disenfektan secara berkala serta menyediakan hand sanitizer," kata Vinsensius dalam "Perjalanan Wisata Pengenalan Kembali ke Bali" yang diinisiasi Kemparekraf bersama Garuda Indonesia, Minggu (15/11/2020).
Menurut dia, pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk mengembalikan minat wisatawan domestik kembali meramaikan Bali. Saat ini, kata dia, pemerintah fokus meningkatkan pergerakan wisatawan domestik ke Bali yang belum terbuka untuk wisatawan mancanegara. Promosi pariwisata domestik itu pun dilakukan secara bertahap, dimulai promosi staycation, road trip, dan wisata antarpulau. "Untuk itu kami juga bekerja sama dengan Traveloka menjual paket dan promo hotel melalui “Epic Sale” atau “Great sale” dan diskon bahkan potongan voucher," tambah Vinsensius.
Sementara setelah sempat ditutup sejak 19 Maret 2020, pertunjukan tari kecak di wilayah Pura Uluwatu, telah kembali dibuka. Selain melakukan disinfektan secara rutin di lokasi pertunjukan, penari juga diwajibkan menggunakan masker. Sementara penari perempuan menggunakan face shield. Hanya penari yang menggunakan topeng yang tidak wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena wajah mereka telah tertutupi.
"Kami mulai kembali buka tanggal 31 Oktober 2020 kemarin. Pembukaan ini sesuai dengan permintaan tamu dan travel agen. Namun kita batasi, artinya ketika normal kita masukkan tamu sekitar 1.300, tapi sesuai protokol kesehatan kita hanya bisa masukkan 30% atau 400 orang maksimal setiap pementasan," kata Ketua Sanggar Tari dan Tabuh Desa Adat Pecatu, I Made Astra, Jumat (13/11/2020).
Selain melakukan pengamanan ekstra, menurut dia para penari kecak yang semestinya berjumlah 87 orang dalam setiap pementasan, dikurangi menjadi maksimal 55 orang. "Per November ini kami mencoba buka di hari Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, jadi empat kali pertunjukkan dalam satu mimggu. Kita juga sudah masukkan surat izin buka untuk Desember kepada pemerintah daerah, pemerintah desa, satuan petugas penanggulan Covid-19, dan agen travel," tambah Aster.
Sumber: BeritaSatu.com