Tangerang, Beritasatu.com - Kue keranjang merupakan salah satu menu wajib masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek atau Tahun Baru China.
Pemilik merek dagang Dodol China Nyonya (Ny) Lauw, Ci Lin mengatakan, perayaan Imlek menjadi berkah tersendiri bagi perajin kue keranjang. Pasalnya, kuliner tradisional tersebut banyak dicari warga keturunan Tionghoa sebagai buah tangan saat berkunjung ke rumah sanak saudara.
"Sejak minggu kemarin, permintaan kue keranjang memang lumayan banyak, dan biasanya akan terus ramai sampai 20 hari mendatang. Makanya, kita sekarang coba kebut produksinya. Produksi tahun ini, bisa dibilang cukup lumayan bila dibandingkan dua tahun belakangan atau sejak awal pandemi Covid-19," ungkap Ci Lin, saat ditemui sejumlah media di Kelurahan Karangsari, Neglasari Kota Tangerang, Rabu (26/1/2022).
Ditambahkannya, permintaan yang lumayan besar kue keranjang yang diproduksinya jelang perayaan Imlek ini memang tak hanya dicari oleh warga keturunan yang ada di Kota Tangerang. Namun pembelinya merupakan warga peranakan yang datang dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Sehari untuk produksi, kita mampu menghabiskan bahan baku sampai 30 ton. Kita menyiapkan empat varian rasa yakni rasa dodol original, rasa duren cempedak, lapis dan wijen. Untuk varian yang paling laris, rasa duren. Untuk harga jualnya sekitar Rp 50.000 hingga Rp 77.000. Sementara, untuk kue keranjang per kilogram harganya Rp 52.000," tambahnya.
Untuk menjaga kualitas produksi dodol China buatannya, Ci Lin memang berupaya mempertahankan cara pembuatan tradisional dan dengan mengandalkan tenaga manusia.
"Pembuatan kue keranjang sama seperti dodol, waktunya minimal sekitar lima jam dengan mengandalkan tenaga manusia untuk mengaduknya. Kita juga berupaya menjaga kualitasnya dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar. Tujuannya, agar rasanya tetap terjaga," pungkasnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com