Revolusi Pemikiran Dalam Album Baru Glenn Fredly
Album baru Glenn Fredly bukan hanya menawarkan lagu cinta, namun juga revolusi dan kematangan.
Setelah tiga belas tahun bernaung di bawah major label, akhirnya tahun 2012 penyanyi Glenn Fredly membuat label sendiri. Labelnya diberi nama: Green Music Foundation. Keberanian Glenn Fredly keluar dari kemapanan bersama label besar patut diacungi jempol. Sejak 1998, Glenn berada di bawah Sony Music. Album terakhir bersama Sony Music adalah tahun 2010 yang bertajuk "Lovelution".
"Kultur sudah berubah. Sudah cukup juga bersama major label. Juga karena ada perubahan era informasi dan sosial media. Apapun yang terjadi harus bergerak terus. Harus move on," kata Glenn kepada Beritasatu.com yang ditemui di sela-sela konser Ramadhan.
Membuat label sendiri juga menandai karir musik Glenn dalam 17 tahun terakhir. Selama 17 tahun berkarir di musik sudah melahirkan 10 album. Dari 10 album itu Glenn selalu dilekatkan dengan lagu cinta. Lagu seperti Kasih Putih, Sedih Tak Berujung, Januari, Terserah, Tega, Tetes Embun, Selama Kau Mau, Kisah Yang Salah dan masih banyak lagu sangat menyanyat kalbu.
Sejak ia banyak bersentuhan dengan isu-isu kemanusiaan, termasuk terlibat dalam konser-konser bersama LSM kemanusiaan dan HAM, Glenn makin matang. Dalam album baru ini, Glenn tak melulu bicara cinta melankolis yang berdarah-darah. Dalam album baru yang bertajuk "Luka, Cinta dan Merdeka", Glenn juga memberi tekanan pada isu-isu khusus. Dalam album baru ini Glenn mengeluarkan ekspresi lebih maju dengan kata-kata baru. Ia menyelipkan kata-kata lama dalam lirik-liriknya.
Misalnya saja ada lagu berjudul "Renjana". Renjana diartikan sebagai rasa hati yang kuat. Bisa karena rindu, cinta kasih bahkan birahi. Kata ini sudah jarang dipakai dalam kosa kata pembicaraan sehari-hari. Juga dalam lagu "Menanti Arah", Glenn sengaja memasukkan kata yang tak pernah ditemui dalam album-album sebelumnya. Ia menyanyi dalam lagu tersebut dengan penggalan lirik seperti ini: "Bila barisan nyawa tanpa panglima jiwa".
Dalam lagu berjudul "Lini Masa", Glenn memotret maraknya sosial media sebagai sarana berkomunikasi, termasuk sarana "nyepik" bahkan mencari jodoh. Ia berdendang dengan lirik: "Di lini masa kutemu kamu. Kicauan-kicauan rindu. Kubaca biodatamu. Ragu-ragu juga untuk bertemu. Terimakasih lini masa". Ada juga lagu berjudul "Jakarta". Menurut Glenn, lagu ini adalah representasi kecintaannya pada Kota Jakarta. "Aku menulis begini: Jakarta berkacalah engkau sejenak. Adakah cinta di jalan sepi," ujar Glenn.
Sementara dalam lagu "Luka dan Cinta", Glenn mendendangkan lirik begini: "Luka, cinta dan merdeka. Nyanyian dari dalam sukma. Perjuangan adalah cinta bagi jiwa-jiwa yang sepi, Merdeka inilah nyanyian merdeka".
Meski menelorkan album secara indie, namun Glenn mash bekerjasama dengan major label untuk distribusi album. Bedanya royalti yang diperoleh dari penjualan album ini juga dipakai untuk kegiatan kemanusiaan. "Royalti untuk mereka dan kegiatan kemanusiaan.
Album Live Rekaman Di Lokananta
Selain album "Luka, Cinta dan Merdeka", Glenn juga akan meluncurkan album DVD live yang direkam di Lokananta Solo. Lokananta adalah studio rekaman yang dibuat di era Soekarno pada tahun 1956. Banyak musisi besar lahir di studio yang berada di depan The Sunan Hotel Solo itu. Sebut saja Waljinah, Gesang, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, Idris Sardi, Bob Tutupoly. Di studio ini juga tersimpan 75.000 ribu piringan hitam asli yang merekam lagu-lagu legendaris. Lagu Indonesia Raya, dengan tiga stanza, bukan satu stanza yang sering kita dengar, tersimpan di sini.
Juga tersimpan rekaman lagu-lagu perjuangan, lagu tradisional dari berbagai penjuru tanah air. Bahkan rekaman pidato-pidato kenegaraan dari Presiden Soekarno, termasuk rekaman proklamasi kemerdekaan, ada di sini.
Glenn sengaja memilih rekaman di studio yang sudah tak terawat ini. "Lokananta adalah rumah musik Indonesia. Lokananta dulu adalah corong kebudayaan dan alat diplomasi," ujar Glenn. Dengan sesumbang Glenn menyebut Lokananta di Solo sekelas dengan Abbey Road di Inggris.
Abbey Road, perusahaan rekaman legendaris miliki EMI di Inggris, telah melahirkan musisi dunia. Hampir semua album The Beatles pada tahun 1960-an direkam di sini. Termasuk album Abbey Road tahun 1969, dengan sampul album yang menampilkan The Beatles berjalan di zebra cross menyeberangi Abbey Road di luar studio tersebut. Selain The Beatles, juga terdapat Radiohead, Blur, dan Pink Floyd.
Ada 11 lagu yang akan ditampilkan dalam album rekaman live di Lokananta ini. "Materi lagunya 60 persen berisi lagu lama, dan 40 persen lagu baru," kata Glenn. Beberapa lagu bernuansa melankolis yang direkam di Lokananta antara lain: Sedih Tak Berujung, Tega, Kisah Yang Salah. Satu lagu dinyanyikan 2-3 kali untuk mendapatkan hasil rekaman yang sempurna. Selain bermaterikan lagu, dalam album DVD live dari Lokananta ini, Glenn juga membuat kronologis dan sejarah singkat Lokananta.
Album ini direkam secara analog di Lokananta. Sedangkan digitalisasi dikerjakan di Jakarta. "Rekaman kemarin live analog. Digitalisasi dirapikan di Jakarta. Ambience Lokananta itu dahsyat. Begitu selesai rekaman lalu mendengarkan hasilnya yang kebayang adalah sosok musisi-musisi besar," kata Glenn kagum.
Dengan melakukan rekaman di Lokananta, Glenn ingin membangkitkan musik Indonesia. "Yang penting merawat komunitas musik dan m,embangun pijakan buat generasi ke depan. Kalau mau membenahi musik indonesia dari rumahnya musik indonesia: Lokananta," ujar Glenn
Kabarnya beberapa band juga akan menggelar rekaman di Lokananta, antara lain Efek Rumah Kaca, White Shoes and The Copules Company.
Dua album baru Glenn Fredly, Luka Cinta dan Merdeka (CD) dan album Live dari Lokananta (DVD) ini rencananya akan dirilis bersamaan dengan konser tunggal "Cinta Beta", 2 September di Istora Senayan Jakarta.
***
Inilah daftar lagu Glenn Fredly di Album: Luka, Cinta dan Merdeka:
1. Merdeka
2. Selagi ada waktu
3. Jakarta
4. Renjana
5. Luka dan Cinta
6. Menanti arah
7. Sabda Rindu
8. Blues untuk Asmara
9. Lini masa
10. Untuk sebuah nama
11. Abadi
Setelah tiga belas tahun bernaung di bawah major label, akhirnya tahun 2012 penyanyi Glenn Fredly membuat label sendiri. Labelnya diberi nama: Green Music Foundation. Keberanian Glenn Fredly keluar dari kemapanan bersama label besar patut diacungi jempol. Sejak 1998, Glenn berada di bawah Sony Music. Album terakhir bersama Sony Music adalah tahun 2010 yang bertajuk "Lovelution".
"Kultur sudah berubah. Sudah cukup juga bersama major label. Juga karena ada perubahan era informasi dan sosial media. Apapun yang terjadi harus bergerak terus. Harus move on," kata Glenn kepada Beritasatu.com yang ditemui di sela-sela konser Ramadhan.
Membuat label sendiri juga menandai karir musik Glenn dalam 17 tahun terakhir. Selama 17 tahun berkarir di musik sudah melahirkan 10 album. Dari 10 album itu Glenn selalu dilekatkan dengan lagu cinta. Lagu seperti Kasih Putih, Sedih Tak Berujung, Januari, Terserah, Tega, Tetes Embun, Selama Kau Mau, Kisah Yang Salah dan masih banyak lagu sangat menyanyat kalbu.
Sejak ia banyak bersentuhan dengan isu-isu kemanusiaan, termasuk terlibat dalam konser-konser bersama LSM kemanusiaan dan HAM, Glenn makin matang. Dalam album baru ini, Glenn tak melulu bicara cinta melankolis yang berdarah-darah. Dalam album baru yang bertajuk "Luka, Cinta dan Merdeka", Glenn juga memberi tekanan pada isu-isu khusus. Dalam album baru ini Glenn mengeluarkan ekspresi lebih maju dengan kata-kata baru. Ia menyelipkan kata-kata lama dalam lirik-liriknya.
Misalnya saja ada lagu berjudul "Renjana". Renjana diartikan sebagai rasa hati yang kuat. Bisa karena rindu, cinta kasih bahkan birahi. Kata ini sudah jarang dipakai dalam kosa kata pembicaraan sehari-hari. Juga dalam lagu "Menanti Arah", Glenn sengaja memasukkan kata yang tak pernah ditemui dalam album-album sebelumnya. Ia menyanyi dalam lagu tersebut dengan penggalan lirik seperti ini: "Bila barisan nyawa tanpa panglima jiwa".
Dalam lagu berjudul "Lini Masa", Glenn memotret maraknya sosial media sebagai sarana berkomunikasi, termasuk sarana "nyepik" bahkan mencari jodoh. Ia berdendang dengan lirik: "Di lini masa kutemu kamu. Kicauan-kicauan rindu. Kubaca biodatamu. Ragu-ragu juga untuk bertemu. Terimakasih lini masa". Ada juga lagu berjudul "Jakarta". Menurut Glenn, lagu ini adalah representasi kecintaannya pada Kota Jakarta. "Aku menulis begini: Jakarta berkacalah engkau sejenak. Adakah cinta di jalan sepi," ujar Glenn.
Sementara dalam lagu "Luka dan Cinta", Glenn mendendangkan lirik begini: "Luka, cinta dan merdeka. Nyanyian dari dalam sukma. Perjuangan adalah cinta bagi jiwa-jiwa yang sepi, Merdeka inilah nyanyian merdeka".
Meski menelorkan album secara indie, namun Glenn mash bekerjasama dengan major label untuk distribusi album. Bedanya royalti yang diperoleh dari penjualan album ini juga dipakai untuk kegiatan kemanusiaan. "Royalti untuk mereka dan kegiatan kemanusiaan.
Album Live Rekaman Di Lokananta
Selain album "Luka, Cinta dan Merdeka", Glenn juga akan meluncurkan album DVD live yang direkam di Lokananta Solo. Lokananta adalah studio rekaman yang dibuat di era Soekarno pada tahun 1956. Banyak musisi besar lahir di studio yang berada di depan The Sunan Hotel Solo itu. Sebut saja Waljinah, Gesang, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, Idris Sardi, Bob Tutupoly. Di studio ini juga tersimpan 75.000 ribu piringan hitam asli yang merekam lagu-lagu legendaris. Lagu Indonesia Raya, dengan tiga stanza, bukan satu stanza yang sering kita dengar, tersimpan di sini.
Juga tersimpan rekaman lagu-lagu perjuangan, lagu tradisional dari berbagai penjuru tanah air. Bahkan rekaman pidato-pidato kenegaraan dari Presiden Soekarno, termasuk rekaman proklamasi kemerdekaan, ada di sini.
Glenn sengaja memilih rekaman di studio yang sudah tak terawat ini. "Lokananta adalah rumah musik Indonesia. Lokananta dulu adalah corong kebudayaan dan alat diplomasi," ujar Glenn. Dengan sesumbang Glenn menyebut Lokananta di Solo sekelas dengan Abbey Road di Inggris.
Abbey Road, perusahaan rekaman legendaris miliki EMI di Inggris, telah melahirkan musisi dunia. Hampir semua album The Beatles pada tahun 1960-an direkam di sini. Termasuk album Abbey Road tahun 1969, dengan sampul album yang menampilkan The Beatles berjalan di zebra cross menyeberangi Abbey Road di luar studio tersebut. Selain The Beatles, juga terdapat Radiohead, Blur, dan Pink Floyd.
Ada 11 lagu yang akan ditampilkan dalam album rekaman live di Lokananta ini. "Materi lagunya 60 persen berisi lagu lama, dan 40 persen lagu baru," kata Glenn. Beberapa lagu bernuansa melankolis yang direkam di Lokananta antara lain: Sedih Tak Berujung, Tega, Kisah Yang Salah. Satu lagu dinyanyikan 2-3 kali untuk mendapatkan hasil rekaman yang sempurna. Selain bermaterikan lagu, dalam album DVD live dari Lokananta ini, Glenn juga membuat kronologis dan sejarah singkat Lokananta.
Album ini direkam secara analog di Lokananta. Sedangkan digitalisasi dikerjakan di Jakarta. "Rekaman kemarin live analog. Digitalisasi dirapikan di Jakarta. Ambience Lokananta itu dahsyat. Begitu selesai rekaman lalu mendengarkan hasilnya yang kebayang adalah sosok musisi-musisi besar," kata Glenn kagum.
Dengan melakukan rekaman di Lokananta, Glenn ingin membangkitkan musik Indonesia. "Yang penting merawat komunitas musik dan m,embangun pijakan buat generasi ke depan. Kalau mau membenahi musik indonesia dari rumahnya musik indonesia: Lokananta," ujar Glenn
Kabarnya beberapa band juga akan menggelar rekaman di Lokananta, antara lain Efek Rumah Kaca, White Shoes and The Copules Company.
Dua album baru Glenn Fredly, Luka Cinta dan Merdeka (CD) dan album Live dari Lokananta (DVD) ini rencananya akan dirilis bersamaan dengan konser tunggal "Cinta Beta", 2 September di Istora Senayan Jakarta.
***
Inilah daftar lagu Glenn Fredly di Album: Luka, Cinta dan Merdeka:
1. Merdeka
2. Selagi ada waktu
3. Jakarta
4. Renjana
5. Luka dan Cinta
6. Menanti arah
7. Sabda Rindu
8. Blues untuk Asmara
9. Lini masa
10. Untuk sebuah nama
11. Abadi
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
1049022
1049062
Mengintip Uang Real Saudi, Terkecil Rp 40 dan Terbesar 500 SR Setara Rp 2 Juta
NASIONAL
2 jam yang lalu
1049065
1049078
Jemaah Demensia dari Majalengka Viral di Pesawat Ternyata Biasa Kasih Makan Ayam
NASIONAL
4 jam yang lalu
1049096
1049095
Petugas Kesehatan Periksa Sampel Makanan Calhaj di Dapur Umum Asrama Haji Sukolilo Surabaya
NASIONAL
4 jam yang lalu
1049094
1049093
1049091
Ganjar Pranowo Beri Contoh Proses Kreatif kepada Gen Z dan Milenial
BERSATU KAWAL PEMILU
4 jam yang lalu
1049090