Jakarta, Beritasatu.com - Direktorat Jenderal (Dirjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia kembali menggelar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) secara daring. Perhelatan PKN tahun kedua ini sekaligus mengajak para seniman untuk berdamai dengan pandemi. Rencananya, PKN 2020 berlangsung pada 31 Oktober-30 November 2020.
Sekitar 4.791 seniman dan pekerja seni terlibat dalam PKN 2020. Ada 27 tema konferensi diskusi, 93 pergelaran seni, dan 1.477 lukisan yang dipamerkan secara virtual dalam lima acara pameran seni.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid mengatakan, pandemi membuat perencanaan PKN 2020 mengalami perubahan. Konsentrasi negara pada penanganan pandemi dan pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial berpengaruh pada cara presentasi dari berbagai aktivitas kebudayaan. Oleh karenanya seluruh program dalam PKN 2020 diselenggarakan dalam format dalam jaringan (daring).
"Saat pandemi memang banyak sekali acara yang ditunda atau dibatalkan. PKN tahun ini ikut menguak pertanyaan dasarnya, apa yang bisa disumbangkan seniman kebudayaan untuk menghadapi pandemi ini," tutur Hilmar di sela-sela jumpa pers virtual, Jumat (23/10/2020).
PKN 2020 diselenggarakan dengan mengangkat tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia” dengan narasi yang menekankan pada penguatan tubuh dalam perspektif kebudayaan (culture resilience). Tema yang diangkat PKN 2020 ini berangkat dari kondisi Covid-19 yang membawa tantangan sekaligus juga wilayah refleksi serta inovasi pertemuan budaya dan juga digitalisasi.
"Lewat tema ini, PKN memberikan ruang ekspresi seni dan budaya kepada masyarakat, sekaligus menggerakkan ekonomi budaya di tengah pandemi covid-19. Upaya gigih menyelenggarakan event ini adalah bukti keberpihakan pemerintah kepada seniman dan pekerja seni di dalam keadaan yang penuh kemungkinan baru dan kenormalan baru ini,” terang Hilmar.
Pertama di Dunia
Ditambahkan Wakil Koordinator PKN 2020, Ahmad Mahendra, keputusan menggelar secara daring sesuai dengan arahan pemerintah. Ia menuturkan siasat virtual adalah menemukan jalan baru. PKN 2020 merupakan bukti bahwa Indonesia bisa menyelenggarakan ajang pertemuan dan perhelatan budaya daring pertama di dunia.
"Kami memperkuat strategi kebudayaan seperti yang sudah direncanakan dalam UU Pemajuan Kebudayaan yang selama ini hanya dilihat dari panggung ke panggung. Kita sekarang hadirkan virtual, dengan sebagian besar acara adalah rekaman tunda," tuturnya.
Nantinya, ditegaskan Ahmad, ada empat acara utama yang digelar sepanjang PKN 2020. Pertama, perlombaan atau pertandingan berbasis objek pemajuan kebudayaan, khususnya permainan tradisional. Kedua, konferensi semacam diskusi dalam bentuk seminar, kuliah umum, pidato, talkshow, workshop, dan atau diskusi tentang isu yang diangkat dan upaya pemajuan kebudayaan.
Kegiatan ketiga adalah pameran yang menyajikan berbagai bentuk visual dan audio visual. Terakhir, keempat yakni pertunjukan seni terkait dengan isu apresiasi seni dan budaya bagi generasi muda.
Pada PKN 2020 mendatang, seniman dan pengisi acara yang terlibat di antaranya adalah maestro seni, Eko Supriyanto, Denny Malik, Didik Nini Thowok, Ebiet G Ade, God Bless, dalang wayang Ki Manteb Soedharsono, Rhoma Irama, koreografer Rianto, William Wongso hingga sutradara Riri Riza.
"Ini kesempatan yang saya sangat bangga dan bersyukur. Kita masih diberikan kesempatan untuk terus optimis. Kita tunjukkan kepada dunia, bahwa kita bisa berjaya dengan ketahanan tubuh dan penguatan budaya. Ini menjadi pemicu penting yang harus kita gaungkan bersama. Menjadi manusia yang bisa bertahan dan berkarya di berbagai kondisi,” ungkap koreografer Eko Supriyanto, yang akan membawakan karya Mighty Indonesia di pembukaan PKN, Sabtu (31/10/2020).
Sumber: Suara Pembaruan