JAKARTA – Konsumsi kopi nasional rata-rata tumbuh 7% per tahun. Salah satu penyebabnya adalah minum kopi kini menjadi gaya hidup dan tren masyarakat Indonesia.
Sementara itu, konsumsi kopi di dunia meningkat cukup tajam, rata-rata 1,7 kg per kapita per tahun. Indonesia merupakan penghasil kopi urutan nomor empat dunia, setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Luas lahan perkebunan kopi Indonesia mencapai 1,24 juta hektare (ha), yang 96%-nya merupakan lahan perkebunan kopi rakyat dan sisanya milik perkebunan swasta dan pemerintah (PT PTPN). Dari lahan tersebut, 933 ha ditanami robusta dan 307 ha arabika.
“Semakin tinggi konsumsi kopi, semakin tinggi pula kebutuhan profesi barista sebagai peracik kopi,” ujar Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Poppy Savitri di Jakarta, belum lama ini.
Oleh sebab itu, dia menuturkan, diperlukan peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri kopi. Ini mendorong Bekraf melalui Deputi Riset Edukasi dan Pengembangan kembali menghadirkan Workshop Racik Kopi di beberapa daerah di Indonesia. Aceh menjadi kota pertama yang dipilih, karena merupakan salah satu kota penghasil kopi terbesar di Indonesia.
Workshop Racik Kopi merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan pelatihan berbasis kompetensi kepada barista (peracik kopi) otodidak. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang kopi, juga memotivasi generasi muda untuk tertarik untuk membuka usaha di bidang perkopian yang pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja baru.
Kegiatan yang dilaksanakan 21-24 Maret 2018 di Hotel Seventeen Banda Aceh ini merupakan kerja sama antara Direkorat Edukasi Ekonomi Kreatif dan Masyarakat Kopi Indonesia, sebagai upaya Bekraf untuk menguatkan ekosistem industri kopi Indonesia di ranah hilir.
“Diharapkan kopi Indonesia dapat maju dan berkembang menembus dunia internasional sebagai salah satu ikon dari subsektor kuliner,” ujar Poppy.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily