Rakyatnya Kesusahan, Putri Kim Jong-un Pamer Jaket Dior Seharga Rp 42 Juta

Pyongyang, Beritasatu.com - Putri penguasa Korea Utara Kim Jong-un, Kim Ju-ae, terlihat dalam foto terbaru mengenakan jaket Dior seharga US$2.800 (sekitar Rp 42 juta).
Seperti yang dilaporkan pada 17 Maret oleh KCNA Watch, ayah dan anak itu difoto bersama selama peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasongpho-17 Korea Utara. Berbeda dengan kondisi populasi negara totaliter yang miskin, Ju-ae yang berusia 10 tahun mengenakan jaket berkerudung dari merek mewah Prancis Christian Dior , yang dibanderol dengan harga US$ 2.800.
Penemuan ini dilakukan oleh Noh Suk-jo dari Chosun , yang mengidentifikasi sulaman persegi dan belah ketupat Dior yang unik.
Dipercaya sebagai putri "tercinta" Kim, Ju-ae tampaknya telah bergabung dengan ayahnya dalam gaya hidup mewahnya.
Dalam penampakan sebelumnya, sang diktator terlihat menikmati berbagai kemewahan, seperti makanan mahal dan eksotis, jam tangan, pakaian, aksesori, dan barang-barang lain yang direstui negara. Pada 10 Oktober 2020, pemimpin Korea Utara itu digambarkan mengenakan jam tangan Swiss IWC Schaffhausen, yang harganya di atas US$10.000 (sekitar Rp 151 juta) untuk peringatan 75 tahun Partai Buruh.
Menurut mantan duta besar dan pembelot Korea Utara Ryu Hyun-woo, tugas utama diplomat Korea Utara di luar negeri adalah "membeli barang-barang yang termasuk dalam daftar barang mewah untuk keluarga Kim Jong-un".
Gaya hidup mewah Kim juga disaksikan oleh mantan atlet NBA Dennis Rodman, yang mengunjungi negara itu dan menjalin persahabatan dekat dengan sang diktator.
Bagi banyak orang di luar Korea Utara, gaya hidup Kim menjadi topik kritik keras.
Seperti yang diperkirakan oleh Universitas Ekonomi dan Bisnis Wina pada tahun 2020, 60% penduduk negara itu menderita kemiskinan absolut. Sebagai ekonomi paling tidak bebas dalam Indeks Warisan 2023, pemerintah menyumbang hampir semua PDB negara, dengan sebagian besar sumber dayanya digunakan untuk pengembangan militer dan senjata.
Gaya hidup Kim dan keluarganya semakin kontras dengan kekurangan pangan kronis Korea Utara. Sementara masalah negara selama puluhan tahun dalam memberi makan rakyatnya sudah diketahui,kata beberapa ahlinegara ini menghadapi krisis pangan terburuk sejak kelaparan tahun 1990-an yang dikenal sebagai "Maret yang Sulit", yang menyebabkan hingga 3,5 juta warga meninggal karena kelaparan.
Pada bulan Februari, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan bahwa tetangganya di utara tampaknya menghadapi kekurangan makanan yang "sangat parah" yang mengakibatkan kematian akibat kelaparan.
Selanjutnya, sebagai salah satu negara paling tertutup di dunia, perdagangan dan investasi diyakini telah menyusut ke tingkat yang ekstrim, membuat Korea Utara tetap berada di ambang kebangkrutan.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Mourinho Siap Selamatkan Jadon Sancho yang Nasibnya Tak Jelas di Manchester United
Tragedi Siswa SD di Petukangan Utara: Jenazah Dimakamkan, Guru Pingsan
Polisi: Pelaku dan Korban Pembunuhan di Central Park Tidak Saling Mengenal
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin