Jepang Kehabisan Tempat untuk Kuburkan Ayam yang Terkena Flu Burung

Tokyo, Beritasatu.com – Jepang telah kehilangan banyak ayam akibat wabah flu burung, kini negara itu kehabisan tempat untuk menguburnya.
Laporan NHK baru-baru ini, sebanyak 16 dari 26 prefektur (provinsi) di negara itu tidak memiliki cukup lahan untuk membuang unggas yang dimusnahkan . Semua 26 prefektur di Jepang dilaporkan mengalami wabah flu burung baru-baru ini.
Sementara otoritas lokal dan peternakan biasanya membunuh dan mengubur hewan untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut, kekurangan lahan kini menghambat upaya tersebut, menurut NHK.
Jepang telah bergulat dengan rekor wabah flu burung dalam beberapa bulan terakhir, membebani pasokan unggas dan membuat harga telur melonjak.
Lebih dari 17 juta ayam telah dimusnahkan musim ini, jumlah tertinggi yang tercatat, NHK melaporkan.
Jepang sebelumnya membantai hampir 9,9 juta unggas pada tahun fiskal 2020 karena krisis flu burung.
Dalam sebuah laporan bulan ini, Rabobank mengatakan harga telur global telah "mencapai level tertinggi dalam sejarah" pada kuartal pertama tahun 2023, mengutip dampak flu burung di berbagai negara dan biaya pakan yang lebih tinggi untuk ayam.
Antara pertengahan 2020 dan pertengahan 2022, harga pakan global naik dua kali lipat, sebagian besar disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina , katanya.
Sekarang, harga secara global “2,5 kali lebih tinggi dari tahun acuan 2007, dan telah meningkat lebih dari 100% sejak saat ini tahun lalu,” tulis Nan-Dirk Mulder, analis protein hewani senior Rabobank.
Situasi tersebut telah mendorong beberapa orang di seluruh dunia untuk membeli ayam mereka sendiri untuk mengamankan persediaan bahan pokok dapur mereka sendiri.
Di Jepang, harga telur mencapai level tertinggi 10 tahun di 235 yen ($1,8) bulan lalu, menurut Rabobank.
“Harga di banyak pasar lain juga telah mencapai rekor tertinggi, termasuk di Thailand, Filipina, Israel, Selandia Baru, Nigeria, Kenya, Brasil, Meksiko, dan Argentina,” katanya.
Flu burung disebabkan oleh infeksi yang terjadi secara alami di antara burung liar, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit . Burung yang terinfeksi dapat menularkan virus ke hewan lain melalui air liur dan kotoran.
BERITA TERKINI
Lirik Lagu Walking Back Home dari Vira Talisa Berikut Terjemahannya yang Viral di TikTok
KPK Duga Gratifikasi Eko Darmanto Lebih dari Rp 10 Miliar, Masih Bisa Bertambah
Hari Ini, Petinggi Partai Koalisi Prabowo Bakal Bertemu Bahas Cawapres
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin