Dokumen Rahasia AS dan NATO tentang Ukraina Bocor di Medsos

Washington, Beritasatu,com - Pentagon sedang menyelidiki kemungkinan bocornya dokumen rahasia militer AS dan NATO tentang Ukraina yang beredar di media sosial.
Wakil sekretaris pers Pentagon Sabrina Singh menyatakan, tidak akan mempertimbangkan keabsahan dokumen tersebut tetapi mengatakan bahwa pihak Departemen Pertahanan mengetahui laporan posting media sosial, dan sedang meninjau masalah tersebut.
Mykhailo Podolyak, penasihat kepala Kantor Presiden Ukraina, mengatakan di saluran Telegramnya bahwa dia yakin Rusia berada di balik kebocoran dokumen rahasia tersebut. Podolyak mengatakan dokumen rahasia yang disebarluaskan itu tidak asli, "tidak ada hubungannya dengan rencana nyata Ukraina" dan didasarkan pada "sejumlah besar informasi fiktif."
Munculnya dokumen-dokumen itu, telah meningkatkan fokus pada kapan serangan balasan Ukraina yang direncanakan akan dimulai dengan apa, jika ada, yang diketahui oleh kedua belah pihak tentang persiapan pihak lain untuk itu.
Salah satu gambar yang telah beredar di saluran Telegram Rusia dan telah direview oleh CNN adalah foto hard copy dokumen berjudul “US, Allied & Partner UAF Combat Power Build.”
Yang lainnya berjudul “Staf Gabungan Rusia/Ukraina J3/4/5 Pembaruan Harian (D+370).” J3 mengacu pada direktorat operasi staf gabungan militer AS, J4 berurusan dengan logistik dan teknik, dan J5 mengusulkan strategi, rencana, dan rekomendasi kebijakan.
The New York Times , yang pertama kali mengungkapkan penyelidikan Pentagon, melaporkan bahwa beberapa gambar tangkapan layar yang beredar secara online menggambarkan data intelijen yang dapat berguna bagi Rusia, seperti seberapa cepat Ukraina mengeluarkan amunisi yang digunakan dalam sistem roket yang disediakan AS.
Podolyak menyebut dokumen itu "gertakan, debu di mata Anda" dan mengatakan bahwa "jika Rusia benar-benar menerima persiapan skenario nyata, itu tidak akan dipublikasikan."
“Rusia sedang mencari cara untuk mengambil inisiatif informasi, untuk mencoba mempengaruhi rencana skenario untuk serangan balik Ukraina,” katanya.
“Untuk menimbulkan keraguan, kompromikan ide-ide sebelumnya dan menakut-nakuti. Tapi ini hanyalah elemen standar dari permainan operasional intelijen Rusia dan tidak lebih. Itu tidak ada hubungannya dengan rencana nyata Ukraina.”
BERITA TERKINI
Syakir Daulay Jadi Sutradara Termuda Indonesia lewat Film Imam Tanpa Makmum
Istri Boris Johnson Pecat Pengasuh Anak yang Ketahuan Lakukan Hal Ini Bersama Suaminya
Kapolri Perintahkan Usut Tuntas Kasus Tewasnya Brigadir Setyo di Rumah Kapolda Kaltara
Luhut Tekankan Pentingnya SDM yang Adaptif terhadap Perkembangan Digital
Berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Ingatkan Semangat Bandung
3
Video: Jual Rumah Orang Tua Demi Judi Online
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri