Korea Utara Semprot Sekjen PBB: Jangan Ikut Campur!

Jakarta, Beritasatu.com - Korea Utara pada Jumat (2/6/2023) memprotes pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Pyongyang menilai pernyataan Guterres yang mengecam kegagalan peluncuran satelit mata-mata militer Pyongyang sebagai tindakan yang sangat tidak adil dan tidak seimbang dalam mencampuri urusan dalam negerinya.
"Pernyataan itu tidak seimbang dan berprasangka. Saya dengan tegas memprotes pernyataan Sekretaris Jenderal PBB yang mengecam peluncuran satelit pengintaian militer DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara)," kata Direktur Jenderal Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Jo Chol-su, dikutip dari Anadolu.
Jo juga mengutuk dan mengecam tindakan Guterres yang dinilai tidak pantas. Korut menilai pernyataan tersebut melanggar hak kedaulatan yang sah dari negara anggota PBB.
Ia menegaskan Korea Utara meluncurkan satelit pengintaian militer sebagai tanggapan yang sah dan masuk akal terhadap ancaman militer dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
"Tidak ada yang berhak mempermasalahkan ini, meskipun dia adalah Sekjen PBB," ucap Jo.
Sebelumnya, pada Rabu (31/5/2023) Korea Utara meluncurkan roket pembawa satelit tipe baru, yakni "Chollima-1". Namun, peluncuran itu gagal setelah roket yang membawa satelit itu jatuh ke Laut Barat Korea.
Peluncuran itu membuat berang Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Mereka menilai peluncuran itu sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Sekjen PBB Antonio Guterres juga mengutuk keras peluncuran satelit militer tersebut.
"Peluncuran apa pun yang menggunakan teknologi rudal balistik bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan yang berlaku," kata juru bicaranya Stephane Dujarric.
Guterres juga menegaskan kembali seruannya kepada Korea Utara untuk menghentikan tindakan semacam itu, serta mendorong dialog untuk mencapai tujuan perdamaian yang berkelanjutan. PBB juga menyerukan penghapusan penggunaan dan pengoperasian senjata nuklir di kawasan Semenanjung Korea.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Kukuhkan Ika UPI Jakarta, Enggar Tekankan Pentingnya Pembangunan SDM Menuju Indonesia Emas
1
MA Perintahkan KPU Cabut Aturan yang Longgarkan Mantan Koruptor Jadi Caleg
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin