Jakarta - Belum banyak orang menyadari, kolesterol jahat yang dikenal dengan nama Low Density Lipoprotein (LDL) tinggi ternyata merupakan risiko utama penyebab stroke. Namun, LDL ini juga bisa dikendalikan hanya dengan mengubah pola hidup tidak sehat menjadi sehat.
Spesialis saraf sekaligus Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), dr Mursyid Bustami, mengatakan, pengendalian kadar kolesterol LDL dapat dicapai dengan perubahan gaya hidup dan terapi obat-obatan. Perubahan pola hidup sehat yang dianjurkan meliputi penurunan berat badan, banyak makan serat, konsumsi buah dan sayuran yang cukup. Berhenti merokok, olah raga teratur, hindari stres dan membatasi konsumsi lemak berlebih.
"Pengendalian faktor risiko stroke perlu sekali diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Karena jika sudah terkena stroke, akan membutuhkan biaya perawatan dan pengobatan mahal, waktu pemulihan lama, dan bahkan cacat seumur hidup," kata Mursyid pada acara Pfizer Pres Circle Kolesterol, Stroke, dan Statin: Teman atau Lawan di Jakarta, Selasa (1/3).
Mursyid menambahkan, melalui tindakan pengendalian yang baik, beban ekonomi akibat stroke, dapat dihindarkan. Seperti diketahui, stroke menjadi salah satu penyakit yang menyerap porsi terbesar dana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan.
"Jangan tunggu sampai terjadi serangan stroke, lebih baik melakukan deteksi dini akan faktor risiko untuk menghindarinya. Memeriksakan diri ke dokter untuk mendeteksi ada tidaknya faktor risiko stroke, sehingga bisa dikendalikan," tambah Mursyid.
Data Riskesdas menunjukkan, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia. Sumber yang sama menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia, yaitu dari 8,3 per 1000 penduduk (per mil) pada 2007 menjadi 12,1 per 1000 penduduk pada 2013.
"Kejadian stroke terus meningkat karena masyarakat kerap mengabaikan pentingnya mengendalikan faktor risiko penyakit ini," kata Mursyid.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Suara Pembaruan