Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia hingga detik ini belum juga terbebas dari penyakit kusta. Bahkan fakta dari Sistem Informasi Penyakit Kusta (SIPK) menunjukkan masih ada 8 provinsi di Indonesia yang belum terbebas dari kusta.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa (1/9/2020), mengungkapkan penyakit kusta hingga kini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia.
Sebanyak 8 provinsi di Indonesia masih tercatat belum mengeliminasi penyakit kusta, yaitu Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Gorontalo.
Yurianto menyebut penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan yang menetap dan menyebabkan timbulnya permasalahan ekonomi dan diskriminasi sosial pada penderita serta keluarganya apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Kusta, kata dia, masih merupakan permasalahan kesehatan di banyak negara di dunia. Setiap tahun, lebih dari 200,000 orang terdiagnosa kusta di dunia, dan sekitar 17.000 orang di antaranya berada di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah India dan Brazil dalam jumlah penderita kusta terbanyak di dunia.
Bahkan menurut SIPK per tanggal 25 Agustus 2020 menunjukkan, bahwa masih ada 146 kabupaten-kota belum mencapai eliminasi yang tersebar di 26 provinsi.
Sementara itu jumlah kasus kusta yang terdaftar ada sekitar 18.000 dan tersebar di kurang lebih 7.548 desa atau kelurahan atau kampung, mencakup wilayah kerja kurang lebih 1.975 puskesmas, di 341 kabupaten/kota di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa di provinsi dan kabupaten/kota yang sudah mencapai eliminasi kusta ternyata masih tetap memiliki kasus kusta.
"Ini disebabkan kurangnya edukasi masyarakat akan penyakit tersebut sehingga terlambat diobati dan menularkan pada orang lain. Masih ada penderita di tengah-tengah masyarakat dan belum diobati dengan baik, maka terjadi penularan di masyarakat,” kata Yurianto, dilansir dari Antara, Selasa (1/9/2020).
Penularan yang masih terjadi tersebut dikarenakan penderita kusta yang belum ditemukan dan belum diobati, hingga rantai penularan dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini masih terus terjadi.
Yurianto menjelaskan pemahaman masyarakat tentang penyakit kusta juga masih kurang, atau bahkan masih ada yang menganggapnya sebagai penyakit kutukan. Oleh karenanya Kemkes berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut dengan edukasi secara intens agar muncul kewaspadaan secara dini di tengah masyarakat.
Sumber: ANTARA