Kopenhagen, Beritasatu.com - Orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah untuk terinfeksi Covid-19 dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk sakit parah. Para pakar menyebut, dua studi dari Denmark dan Kanada yang dipublikasikan Rabu (14/10) tersebut perlunya penelitian lebih lanjut.
Dua studi tersebut memberikan bukti lebih lanjut bahwa tipe darah kemungkinan memainkan peran dalam kerentanan seseorang terhadap infeksi dan peluang mereka mengalami serangan penyakit yang parah.
Studi itu menemukan bahwa di antara 7.422 orang yang positif Covid-19, hanya 38,4% orang dengan golongan darah O, meskipun, di antara kelompok 2,2 juta orang yang tidak dites, tipe golongan darah O mencakup 41,7% populasi. Secara kontras, 44,4% golongan darah A dinyatakan positif Covid-19, sedangkan dalam populasi Denmark tipe darah A mencakup 42,4%.
Dalam studi lainnya, para peneliti di Kanada menemukan di antara 95 pasien dalam kondisi kritis karena Covid-19, proporsi lebih tinggi dengan golongan darah A atau AB, yakni 84% membutuhkan ventilator dibandingkan para pasien dengan kelompok darah O atau B sebanyak 61%.
Studi dari Kanada juga menemukan bahwa orang dengan tipe darah A atau AB lebih lama berada di unit perawatan intensif (ICU), rata-rata 13,5 hari, dibandingkan orang-orang dengan golongan darah O atau B, yang rata-rata menghabiskan waktu di ICU selama sembilan hari.
“Sebagai seorang dokter, itu ada di benak saya ketika saya melihat para pasien dan mengelompokkan mereka. Tapi sebagai penanda yang pasti, kami membutuhkan temuan berulang kali yang memperlihatkan hal sama,” kata Dr Mypinder Sekhon, yang bertugas di bagian perawatan intensif Rumah Sakit Umum Vancouver sekaligus penulis studi tersebut, seperti dikutip CNN, Kamis (15/10).
Meski demikian, Sekhon yang juga asisten profesor klinis di Divisi Kedokteran Perawatan Kritis dan Departemen Kedokteran di Universitas British Columbia, memperingatkan minimnya kerentanan kepada kelompok darah O akan menggantikan faktor risiko keparahan lainnya seperti faktor usia dan penyakit penyerta (komorbid).
“Karena itu jika Anda berdarah A jangan menjadi panik, dan jika Anda berdarah O tidak berarti bebas pergi ke pub dan bar,” lanjut Sekhon.
Golongan darah manusia terbagi dalam empat kelompok yaitu A, B, AB, atau O. Di Amerika Serikat (AS), golongan darah paling umum adalah O dan A.
Kondiai itu tidak membuat banyak perbedaan dalam hidup keseharian orang, kecuali dalam hal seseorang harus melakukan transfusi darah. Itu sebabnya, orang-orang tidak perlu terlalu khawatir kaitan antara golongan darah dan Covid-19, kata Dr Torben Barington selaku penulis senior penelitian Denmark dan profesor klinis di RS Universitas Odense dan Universitas Denmark Selatan.
Penelitian mengenai golongan darah dan Covid-19 sebelumnya sudah pernah dilakukan di sejumlah negara lainnya. Hasil studi terhadap sejumlah pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19) di Tiongkok menunjukkan bahwa orang bergolongan darah A paling rentan terinfeksi virus tersebut. Sementara, orang dengan golongan darah O adalah yang paling kuat dalam menangkal Covid-19 masuk ke dalam tubuhnya.
Beberapa peniliti medis di Tiongkok mengambil sampel lebih dari 2.000 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Wuhan dan Shenzen serta membandingkan dengan masyarakat yang sehat. Mereka menemukan bahwa golongan darah A menunjukkan rasio paling tinggi terinfeksi dan menunjukkan beberapa gejala.
Meski mereka mengatakan bahwa studi itu masih awal dan masih ada beberapa hal yang harus dilakukan, namun mereka mendesak pemerintah dan fasilitas kesehatan untuk mempertimbangkan perbedaan golongan darah dalam melakukan mitigasi dan merawat pasien.
“Orang dengan golongan darah A mungkin lebih membutuhkan perlindungan personal yang lebih baik lagi untuk mengurangi peluang terinfeksi,” tulis para peneliti yang dipimpin Wang Zinghuan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan, seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (17/3/2020).
Sumber: BeritaSatu.com