Jakarta, Beritasatu.com - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengungkap kasus kesembuhan virus Covid-19 di Indonesia saat ini cenderung meningkat dibanding rata-rata kesembuhan dunia yang mengalami penurunan. Dalam sehari, ada penambahan 4.576 pasien Covid-19 yang sembuh. Mereka dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang menunjukkan negatif virus corona.
Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang sembuh mencapai 322.248 orang sejak awal pandemi atau sebanyak 81,3%. Sementara rata-rata kasus sembuh dunia adalah 73,49%.
"Perlu kami sampaikan bahwa kasus sembuh di dunia akhir-akhir ini cenderung menurun, sedangkan kasus sembuh di Indonesia persentasenya cenderung meningkat. Ini adalah kabar baik yang harus kita pertahankan sehingga kita angka kesembuhannya bisa naik terus sehingga tidak ada yang meninggal," tutur Wiku dalam Perkembangan Penanganan dan Launching Monitoring Perubahan Perilaku, Selasa (27/10/2020).
Meski kasus kesembuhan nasional terus mengalami perbaikan, tetapi jumlah kesembuhan di pekan ini mengalami perlambatan sebesar 6,4% dari pekan sebelumnya. Menurut Wiku, hal ini adalah kabar yang kurang baik.
“Seharusnya kita harus menjaga, jumlah kesembuhan harus terus kita harus terus bertambah," jelasnya.
Sedangkan berdasarkan data Satgas Covid-19 pada Selasa (27/10) pukul 12.00 WIB, ada penambahan lebih dari 3.000 pasien dalam sehari. Ada 3.520 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 396.454 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Kemudian, kabar duka pun muncul dengan bertambahnya pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Ada penambahan 101 pasien Covid-19 yang wafat dalam 24 jam terakhir. Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 13.512 orang.
Dengan sejumlah perubahan data itu, maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 60.694 orang. Mereka merupakan pasien positif yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau dalam isolasi mandiri. Selain kasus positif, tercatat juga bahwa ada 169.479 orang yang berstatus suspect.
Perubahan Perilaku
Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, saat ini pemerintah berupaya untuk meluncurkan sistem monitoring perubahan perilaku manusia di masa pandemi. Sistem ini bisa menghasilkan data terkait Corona secara real time ini membuat aduan pelanggaran protokol kesehatan.
"Sistem ini dirancang untuk menghasilkan data yang real time, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan sistem yang melibatkan koordinasi antar lintas sektor," terangnya.
Melalui sistem ini, kata Wiku, petugas di lapangan bisa memasukan data para pelanggar protokol kesehatan di lokasi-lokasi pengawasan secara real time. Data yang dimasukan akan diolah menjadi data statistik. Wiku menjelaskan, data statistik ini nantinya akan mengoptimalkan operasi yustisi.
"Di BLC ini, terdapat data untuk mengetahui lokasi ditemukannya pelanggaran protokol kesehatan. Salah satu fitur dalam fitur BLC Perubahan Perilaku adalah Kuisioner. Siapa saja bisa melaporkan terkait kepatuhan institusi dan individu terhadap protokol kesehatan," kata Wiku.
Hasil monitoring perubahan perilaku pada sistem ini berupa dashboard nasional atau navigasi. Sistem ini bisa memetakan lokasi atau institusi mana saja yang tingkat kedisiplinannya masih kurang, sehingga Satgas Covid-19 akan menegurnya agar tingkat kedisiplinannya bisa ditingkatkan. Wiku memaparkan, berdasarkan data terakhir, pada 26 Oktober kemarin, tercatat ada 18.960.212 orang yang dipantau pada 3.048.380 titik di 495 kabupaten/kota di Indonesia.
"Ada ratusan ribu rim yang melaporkan pelanggaran setiap detiknya. Saya ucapkan apresiasi setinggi-tingginya terhadap pihak yang terlibat. Semoga kedepannya, semakin besar peluang yang dapat berpartisipasi dalam pelaporan ini. Tidak ada toleransi terhadap ketidakpatuhan protokol kesehatan, jika ada bukti pelanggaran maka harus ditindak dengan tegas," tukasnya.
Sumber: BeritaSatu.com