Jakarta, Beritasatu.com - Kepala BNPB juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan jumlah kasus Covid-19 harus bisa diturunkan agar tenaga medis ada waktu untuk relaksasi. Banyaknya kasus selama ini membuat tenaga medis berisiko tinggi terpapar virus, kelelahan, hingga meninggal.
Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) per tanggal 25 Oktober 2020, jumlah dokter yang wafat mencapai 141 orang. Jumlah ini tersebar di 18 provinsi, tertinggi ada di Jawa Timur sebanyak 35 dokter, Sumatera Utara 23, DKI Jakarta 20, Jawa Barat 11, Jawa Tengah 10, dan seterusnya. Terbanyak adalah dokter umum berjumlah 75 orang, 64 dokter spesialis, dan 2 dokter residen.
Menurut Doni, jumlah kematian tenaga medis tertinggi terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September. Pada periode tersebut jumlah kasus positif Covid-19 dan pasien yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi.
“Jika kasus positif berkurang dan yang dirawat di rumah sakit tidak terlalu banyak, sehingga dokter punya kesempatan untuk relaksasi,” kata Doni pada Seminar Nasional ke-17 dan Hospital Expo tahun 2020 Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Jumat (30/10).
Doni mengatakan, belakangan ini jumlah hunian sejumlah faskes semakin berkurang. Salah satunya di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Puncak pasien positif yang dirawat di ruang isolasi tower 6 dan 7 RS Wisma Atlet pernah mencapai 95%, tetapi sekarang ini jumlahnya menurun di 43,71%.
Menurut Doni, ini juga tidak lepas dari kerja keras tenaga kesehatan, di samping masyarakat, pemerintah dan pihak lain terkait. Menurut Doni, tenaga kesehatan yang bertugas di Wisma Atlet sebagian besar adalah para relawan yang datang dari seluruh provinsi. Jumlah mereka hampir 3.000 orang dengan latar belakang TNI maupun non-TNI.
Momentum penurunan tingkat hunian di Wisma Atlet ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan untuk relaksasi. Sehingga ketika ada peningkatan kasus, tenaga kesehatan lebih siap dan bisa mengurangi kelelahan.
“Saya sampaikan supaya momentum ini dimanfaatkan untuk istirahat, bukan cuti tapi istirahat. Karena ada juga dokter yang dari awal sampai hari ini belum pernah pulang ke kampung halaman. Jadi kita minta untuk atur waktu bertemu keluarga, relaks, dan berbagai kegiatan personal,” kata Doni.
Sumber: BeritaSatu.com