Jakarta, Beritasatu.com - Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak pada kesehatan mental. Salah satunya adalah kecemasan sosial atau dikenal dengan demam panggung.
Content creator kesehatan mental, Dimas Alwin, mengatakan, media sosial (Medsos) bisa menjadi salah satu pemicu gangguan kecemasan, terutama saat pandemi Covid-19.
"Medsos juga dapat menjadi salah satu pemicu kecemasan karena melihat dan membaca informasi yang tidak benar. Awalnya ingin menghibur diri saat banyak waktu harus dihabiskan di rumah. Tetapi, alih-alih terhibur, mereka yang tadinya sudah cemas menjadi semakin takut beraktivitas dan mengambil keputusan karena terpengaruh informasi dari medsos," jelas Dimas di sela virtual talk show SuperYou bertajuk #SuperONEderful, Sabtu (7/11/2020).
Dimas menguraikan, informasi soal Covid-19 sering disajikan dengan cara kurang tepat atau bertujuan menakut-nakuti. “Selain itu, kontennya tidak diverifikasi terlebih dahulu sehingga membingungkan pembaca," urainya.
Dimas menambahkan, masyarakat harus mengetahui virus corona ini bisa menyebabkan terganggunya kesehatan, menurunnya kualitas hidup, dan menyebabkan kematian, sehingga informasi yang disajikan haruslah bersifat edukatif agar pembaca memiliki pemahaman yang benar dan mematuhi protokol kesehatan bukan sebaliknya menjadi khawatir.
"Sebaiknya pengguna media sosial dapat lebih bijak berselancar di internet dan sebaiknya lebih banyak berinteraksi secara nyata dengan orang di sekitarnya,” tandasnya.
Psikiater dan ahli psikosomatis RS Omni Hospital Alam Sutera, dr Andri SpKJ menjelaskan, kecemasan sosial adalah kondisi ketika seseorang merasa cemas dan takut ketika harus bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain atau dikenal dengan istilah demam panggung.
"Gejala kecemasan sosial ditandai dengan timbulnya benjolan di tenggorokan, berkeringat, gemetar, jantung kerap berdebar kencang, ketegangan otot, nyeri, mual, atau pusing. Ada juga perasaan ingin melarikan diri, dirundung perasaan bersalah, dan selalu ingin menghindar ketika harus tampil di depan umum atau ketika harus menjadi pusat perhatian," jelas dr Andri.
Untuk menghindari gejala kecemasan, dr Andri menyarankan beberapa tips, seperti mencoba membiasakan diri untuk menghadiri meeting tepat waktu sehingga dapat melihat satu per satu audience yang datang, membekali diri dengan update mengenai situasi atau pemberitaan terkini sehingga memiliki topik untuk menjadi bahan diskusi dengan orang lain. "Selain itu, menghindari minuman beralkohol, mengonsumsi makanan sehat, dan rajin berolahraga," tandasnya.
Sumber: BeritaSatu.com