Jakarta, Beritasatu.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan (Satgas Covid-19) Wiku Adisasmito mengatakan penanganan kesehatan Covid-19 di Thailand mendapatkan pujian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Karena itu, Satgas Covid-19 mengimbau Indonesia bisa belajar dari Thailand. Langkah kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, sudah berhasil dijalankan di Thailand.
"Saat ini Thailand hanya memiliki 4.000 kasus dan hanya 60 korban jiwa walaupun jumlah penduduknya mencapai 70 juta," kata Wiku Adisasmito dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Dijelaskan Wiku, perkembangan kesehatan Thailand sudah berjalan sejak tahun 1970 atau kurang lebih 40 tahun telah fokus pada investasi infrastruktur kesehatan masyarakat di tingkat daerah sampai tingkatan komunitas kader-kader. Mereka melakukan pelatihan tenaga kesehatan.
"Thailand sudah berkomitmen melakukan investasi di bidang kesehatan selama 40 tahun. Dan membangun lebih dari jutaan jaringan tenaga kesehatan di desa yang berperan sebagai mata dan telinga dari sistem kesehatan di masyarakat," terang Wiku Adisasmito.
Langkah Thailand yang dapat menjadi rujukan Indonesia dalam penanganan Covid-19di antaranya meningkatkan kapasitas masyarakat di daerah melalui pelatihan para kader. Selanjutnya mereka ditugaskan ke area pedesaan maupun daerah tertinggal.
Selain itu sejak tahun 1975, aksesibilitas skema target asuransi di Thailand untuk berbagai kelompok telah ditingkatkan secara bertahap. Hal ini membuat pelayanan kesehatan di Thailand mampu mencapai universal health coverage. Smentara di Indonesia yang dikenal program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baru dijalankan pada tahun 2002.
Wiku memaparkan langkah-langkah penanganan virus corona di Thailand, sehingga Negeri Gajah Putih itu dapat menekan penyebaran pandeminya. "Thailand, seperti diketahui memiliki kasus pertama Covid-19 pada 13 Januari 2020 dan merupakan negara pertama di luar Tiongkok yang melaporkan kasus Covid-19. 10 hari sebelumnya, Thailand telah mengaktivasi program kedaruratan untuk mencegah wabah besar yang melibatkan respons seluruh masyarakat yang disebut culture society respon dengan didasari oleh bukti ilmiah dan didukung oleh kepemimpinan kolektif," terang Wiku Adisasmito.
Respon ini merupakan hasil pembelajaran dari pengalaman menangani wabah sebelumnya yaitu SARS pada tahun 2003. Melalui manajemen kesehatan masyarakat yang baik, sistem kesehatan di Thailand mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan berhasil menginformasikan dan memobilisasi masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan serta deteksi atau testing, tracing maupun treatment. Hasilnya adalah penurunan kasus secara bertahap di bulan April dan Mei.
Subjek yang paling berperan penting adalah kader desa. Mereka adalah orang biasa yang berkontribusi untuk bantu penanganan Covid-19 di lingkungan terdekat dan di bawah pengawasan dinas kesehatan setempat. Jumlah mereka kurang lebih 1 juta dari total 69 juta populasi Thailand.
Apa yang dilakukan Thailand, diyakini Wiku dapat diterapkan di Indonesia mengingat nilai gotong royong masih menjadi ciri khas bangsa Indonesia. "Maka dari itu dengan model nilai gotong royong yang dimiliki Indonesia sudah seharusnya kesuksesan ini dapat juga kita raih bersatunya seluruh elemen masyarakat melawan Covid-19 tanpa terbelah merupakan kunci kemenangan dalam menghadapi pandemi ini," ungkap Wiku Adisasmito.
Peran aktif masyarakat dan pemerintah dibutuhkan untuk dapat meningkatkan upaya 3T (testing, tracing dan treatment). Dengan 3T ini, pemerintah dapat mendeteksi kasus positif berikut kontak terdekatnya secara lebih dini.
Wiku menekankan upaya 3T bukan saja merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat. Selain itu masyarakat harus terbuka ketika tracing dilakukan untuk mengungkap kontak terdekat, sehingga segera diberikan pelayanan kesehatan. Upaya 3T membutuhkan sumber daya manusia yang tidak sedikit khususnya dalam melakukan tracing.
"Berkaca dari negara Thailand, perlu adanya penguatan kolaborasi dengan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah daerah dapat melakukan perekrutan terhadap tenaga kesehatan profesional yang nanti ditugaskan untuk membantu upaya tracing," papar Wiku Adisasmito.
Upaya rekrutmen tenaga kesehatan untuk membantu tracing telah dilakukan beberapa provinsi, salah satunya Provinsi DKI Jakarta. "Ingat kolaborasi pemerintah dan masyarakat ini merupakan kunci utama suksesnya penanganan Covid-19," tukas Wiku Adisasmito.
Sumber: BeritaSatu.com