Jakarta, Beritasatu.com - Hingga saat ini kasus positif Covid-19 di Indonesia belum menunjukan tanda-tanda penurunan. Dibutuhkan kesadaran penuh dari masyarakat untuk mematuhi seluruh protokol kesehatan, termasuk menghindari diri dari kegiatan yang berpotensi menimbulkan keramaian.
Epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad menjelaskan, melihat penambahan kasus yang terus terjadi, pemerintah harus terus melarang kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Kondisi itu berpotensi menambah kasus Covid-19.
"Bukan mengimbau, tapi melarang kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Kemudian aturan itu ditegakkan tanpa panda bulu," kata Riris, di Jakarta, Kamis (26/11/2020).
Menurutnya, jika ada masih banyak kegiatan yang menimbulkan kerumunan, kasus penularan Covid-19 akan semakin sulit dikendalikan. Imbasnya, segala macam upaya pencegahan lainnya tidak akan efektif.
Dirinya mengingatkan, pada prinsipnya, semakin meningkat mobilitas orang akan semakin meningkat pula penularan Covid-19. Pencegahannya dengan seberapa konsisten penerapan protokol kesehatan dijalankan.
Riris berharap semua pihak bisa menahan diri untuk membuat kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Dia menyarankan pertemuan dengan banyak orang dijalankan saja secara online.
Belakangan, Persaudaraan Alumni (PA) 212 kembali berencana mengadakan reuni di Lapangan Monumen Nasional pada 2 Desember. Terkait rencana itu, penyelenggara sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada awal September.
Pengelola pun telah menolak Monas dijadikan lokasi reuni 212. Anies juga tidak memberikan izin reuni 212 karena kegiatan tersebut bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 88 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.
Sumber: BeritaSatu.com