Jakarta, Beritasatu.com - Kekuatan endorsement atau dukungan iklan dari selebritis papan atas memang memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan perhatian serta kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk. Termasuk, produk rapid test antigen saliva untuk mendeteksi kehadiran virus Covid-19 dalam tubuh yang belum lama ini dipromosikan sederet artis dengan jutaan followers atau pengikut di akun Instagramnya.
Alat test ini bisa dibeli dengan harga Rp 2,5 juta per kotak isi 20. Cara penggunaannya pun yang sangat mudah. Bahkan mereka mempraktikan cara penggunaan di rumah tanpa bantuan dan pengawasan dari tim medis.
Salah satu seleb yang menggunakan dan mempraktekkan cara menggunakan alat ini adalah Gisella Anastasia bersama buah hati kesayangannya, Gempita Nora Marten. Dalam video yang ia unggah pada, 17 Desember 2020, Gisella mengatakan bahwa tingkat efektivitas alat ini lebih baik dibanding tes rapid antibodi.
“Jadi ini lebih akurat, dibanding rapid test darah. Karena kalau rapid test darah kita butuh ada antibodi yang terbentuk setelah terpapar. Itu butuh 3 hingga 4 hari, baru antibodi terbentuk. Kalau ini adalah antigen, mencari protein yang dihasilkan langsung oleh virus tersebut. Jadi lebih akurat, tetapi tidak seakurat PCR. Ini hanya untuk di rumah ya,” tuturnya.
Dokter umum dari aplikasi Alodokter, dr. Febrina Hertanti Bakri mengatakan bahwa, sejauh ini tes rapid antigen saliva belum dapat dipastikan keefektifannya karena sampel yang digunakan adalah air liur.
Jika produksi liur sangat banyak, dapat memicu adanya hasil rancu yaitu, negatif palsu. Hal ini dikarenakan, kadar virus SARS-CoV-19 yang ingin dites keberadaannya tidak akan terdeteksi. Dengan demikian, tes rapid antigen saliva yang dilakukan mandiri belum mendapat persetujuan dari persatuan dokter patologi klinik di Indonesia karena dinilai rendah spesivitas dan sensitivitasnya.
“Untuk saat ini, pemeriksaan yang sudah di-approved dan dapat digunakan adalah rapid swab antigen dan rapid test antibodi jika ingin hasil yang lebih cepat. Namun, dari kedua tes tersebut, tetap hasil yang lebih akurat adalah PCR,” tuturnya, Minggu (10/1/2021).
Sarannya, masyarakat harus lebih cermat memilah dan menerima informasi, terlebih terkait dengan alat kesehatan yang dijual bebas di pasaran. Selain tidak akurat, masyarakat lebih baik memilih tes kesehatan yang langsung ditangani oleh tenaga medis di rumah sakit.
“Ada baiknya juga melakukan cek produk atau alat kesehatan di website resmi Kemenkes untuk melihat produk-produk yang telah terstandardisasi oleh Menkes,” terangnya.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan bahwa, promosi penjualan yang dilakukan para selebritas ini jelas melanggar prosedur dan berpotensi mengelabui masyarakat konsumen.
“Rapid test harus dilakukan oleh para medis. Tidak boleh oleh orang awam. Jika konsumen membeli hal ini dan kemudian digunakan untuk persyaratan perjalanan maka tidak akan diakui alias ditolak. Jadi sia-sia saja,” tuturnya.
Ia pun berharap, masyarakat tidak akan terkecoh tentang hal ini. Kemudian juga sebaliknya, pemerintah harus tegas dalam mengambil tindakan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi aksi berkepanjangan yang dapat merugikan masyarakat.
Sumber: BeritaSatu.com