Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Kesehatan (Kemkes) memastikan hingga saat ini belum ditemukan mutasi virus corona atau SARS Cov-2 penyebab Covid-19 di Indonesia seperti yang sudah terjadi di sejumlah negara. Meski demikian, pemerintah Indonesia melalui 12 laboratorium terus monitor fenomena ini.
Hal itu disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemkes, Siti Nadia Tarmidzi, pada dialog interaktif 'Kolaborasi Dukung Vaksinasi Covid-19', Jumat (15/1/2021).
Menurut Nadia, mutasi SARS Cov-2 yang juga disebut dengan VUI 202012/01 ini ada kemungkinan menyebabkan lebih cepat penularan. Sedangkan kabar bahwa mutasi ini memperparah atau memperberat penyakit Covid-19 hingga saat ini belum terbukti.
"Di Indonesia sampai dengan saat ini yang dipublikasi melalui website GISAID itu belum ditemukan 17 mutasi unik yang merupakan penanda dari mutasi VUI 202012/01 ini,” kata Nadia.
Meski belum ditemukan, menurut Nadia, mutasi ini harus tetap diwaspadai. Di Indonesia, surveilens dilakukan dan memastikan bahwa mutasi ini dimonitor terus oleh 12 laboratorium yang saat ini melakukan sekuensing untuk spesimen dari Covid-19.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga melarang warga negara asing dari seluruh negara masuk ke Indonesia mulai 1 Januari hingga 14 Januari 2021.
Seperti diketahui, sejumlah negara seperti Inggris Raya dan Irlandia Utara melaporkan adanya mutasi SARS Cov-2 yang menimbulkan virus strain baru yang disebut dengan VUI 202012/01.
Virus varian baru memiliki perubahan besar ditandai dengan 17 mutasi unik pada gen tertentu. Belum ada bukti bahwa varian baru tersebut menimbulkan keganasan atau kegawatan pada pasien yang terinfeksi virus SARS Cov-2.
Virus SARS Cov-2 yang di Indonesia telah berhasil disekuensing di Badan Litbangkes Kemenkes yang berasal dari Jawa Barat, Jawat Timur, DKI Jakarta, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Papua.
Hasil penelusuran genetika pada 125 virus SARS Cov-2 di Indonesia sudah dilaporkan dan dipublikasikan di bank data influenza dunia, GISAID. Namun dari 125 itu tidak ditemukan adanya 17 mutasi unik tersebut.
Sumber: BeritaSatu.com