Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan (Kemkes) akan mengevaluasi penggunaan vaksin Pfizer di negara-negara lain. Menyusul adanya 23 penerima vaksin Pfizer di Norwegia yang meninggal dunia seusai menerima vaksinasi.
Ada tiga faktor yang menjadi bahan evaluasi BPOM dan Kemkes dalam melihat sebuah vaksin, yaitu aman, halal dan tingkat efektivitas. Ketiga hal ini menjadi faktor utama dalam menentukan vaksin di Indonesia.
“Saya pikir, kita lihat pakemnya dulu ya. Dasarnya dulu dalam menentukan vaksin. Yang pertama adalah aman, yang kedua adalah halal, yang ketiga tingkat efektivitas. Ini menjadi patokan utama ya. Setelah itu dulu pernah saya katakan, setelah itu mungkin bicara tentang harga dan seterusnya,” kata Moeldoko saat memberikan keterangan pers di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Ketiga faktor tersebut, lanjut Moeldoko, menjadi sebuah dasar pertimbangan bagi BPOM untuk bekerja dan mengevaluasi kasus vaksinasi di negara-negara yang lain. Sampai sejauh ini, masih satu negara yang mengalami penerima vaksin meninggal dunia usai vaksinasi.
“Kan ini baru satu negara. Dan sudah dinyatakan oleh negara tersebut, bahwa ini divaksin kepada orang manula. Tapi perlu dilihat negara lain lagi yang menggunakan pfizer, tingkat resikonya seperti apa. BPOM ini pasti mengevaluasi terus,” terang Moeldoko.
Tidak hanya itu, Moeldoko mengatakan Kemkes juga akan melakukan evaluasi bersama BPOM. Sehingga penentuan vaksin Pfizer akan digunakan atau tidak kedepannya dari hasil evaluasi tersebut.
“Hasil monitor dan evaluasi dari berbagai negara yang menggunakan Pfizer sebagai vaksin yang menjadi prioritas bagi negara yang bersangkutan,” ujar Moeldoko.
Karena masih satu negara yang mengalami kasus tersebut, menurut Moeldoko belum dapat dipastikan vaksin Pfizer dapat digunakan atau tidak di Indonesia. “Jadi belum bisa dikatakan sekarang. Tapi yang pasti bahwa pemerintah Indonesia melalui Kemkes dan BPOM akan mengevaluasi itu,” tukas Moeldoko.
Sumber: BeritaSatu.com