Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Kesehatan (Kemkes) masih membahas kemungkinan diadakannya vaksinasi Covid-19 secara mandiri yang dibiayai oleh perusahaan untuk para karyawan. Saat ini masih dipikirkan bagaimana strategi implementasinya. Yang pasti, vaksinasi mandiri tidak boleh mengganggu atau menghambat program vaksinasi nasional yang mulai dilaksanakan sejak 13 Januari 2021.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kemkes, dr Siti Nadia Tarmidzi kepada Suara Pembaruan, Minggu (24/1/2021). Menurut Nadia, saat ini pemerintah masih fokus pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19 nasional. Program vaksinasi ini sudah ada petunjuk teknisnya dan telah dijadwalkan.
Berdasarkan petunjuk teknisnya, vaksinasi Covid-19 yang dibiayai oleh pemerintah dilaksanakan dalam dua periode selama 15 bulan. Periode pertama dilaksanakan Januari hingga April 2021 dengan sasaran 40,3 juta orang.
Kemudian periode kedua dimulai pada April 2021 hingga Maret 2022 dengan sasaran 141 juta lebih orang. Kebutuhan vaksinnya pun telah direncanakan termasuk sumber atau produsennya.
Untuk vaksinasi mandiri sendiri harus dipastikan dari mana sumber vaksin, dan pengaturan jadwalnya.
“Kita sedang timbang-timbang. Kalau perusahaan harus antre, misalnya pada April dia di urutan berapa. Kan kita belum tau. Tapi kalau misalnya mereka mau mulai pada April dan ada produsen vaksin mau suplai, apakah dibolehkan atau tidak mereka duluan,” kata Nadia.
Menurut Nadia, pada prinsipnya perusahaan mau untuk melaksanakan vaksinasi mandiri, tetapi masih menunggu kebijakan Kemkes. Masih banyak hal teknis yang perlu didiskusikan. Selain mengenai sumber vaksin dan jadwalnya, juga masih dipikirkan siapa vaksinatornya.
Apakah vaksinatornya adalah sekitar 31.000 tenaga kesehatan yang sudah dilatih oleh pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi saat ini atau tenaga kesehatan lainnya.
Bila vaksinasi mandiri diimplementasikan, sasarannya termasuk dalam 181,5 juta orang yang sudah ditetapkan pemerintah. Kecuali nanti ada perubahan data menyusul adanya penambahan jumlah populasi menurut Sensus Penduduk 2020.
Menurut Nadia, bisa saja sasaran yang divaksinasi bertambah. Tetapi ini pun tergantung dari ketersediaan vaksin. Untuk mempercepat vaksinasi, menurut Nadia, ada 90 juta dosis vaksin yang rencana pengadaannya di 2022 dimajukan ke tahun ini.
Sumber: Suara Pembaruan