Jakarta, Beritasatu.com - Saat ini, kapasitas rumah sakit (RS) rujukan pasien Covid-19 telah mencapai batas krisis. Di wilayah Jawa dan Bali, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) sudah berada di angka 70% hingga 80%. Jika tidak melakukan tindakan yang tepat, maka peningkatan jumlah kasus harian akan membuat RS rujukan kewalahan, bahkan kolaps.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), drg Iing Ichsan Hanafi mengatakan, RS swasta yang terpilih menjadi tempat pelayanan Covid-19 terus berupaya untuk menanggulangi krisis ini. Menurutnya, kini hampir seluruh RS rujukan di kawasan Jabodetabek sudah meningkatkan kapasitas tempat tidur hingga 40%.
Sedangkan untuk kawasan lain, ARSSI mengatakan bahwa jaringan RS swasta juga tengah berupaya melakukan cara untuk membuka luas pelayanan untuk pasien Covid-19. Namun, tidak jarang mereka justru menemui tantangan. Mulai dari ketersediaan sumber daya manusia (SDM) terutama perawat hingga fasilitas untuk memisahkan zonasi antara pelayanan pasien Covid-19 dan pasien biasa.
“Jika seluruh RS rujukan cepat menambah kapasitas tempat tidur, baik itu isolasi maupun ICU, tentunya ini tidak membuat layanan RS kolaps. Saya yakin pandemi ini masih bisa ditangani,” terangnya saat dihubungi Suara Pembaruan, Senin (25/1/2021).
Kemudian, RS swasta pun kini berupaya untuk memberikan pelayanan yang intensif terhadap para pasien Covid-19 agar bisa segera pulih dan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Dengan demikian, tidak akan terjadi penumpukan pasien karena lamanya waktu menginap setiap pasien yang dirawat.
“Kita juga butuh bantuan ke pemerintah agar bisa mempercepat pembayaran klaim untuk segera diselesaikan. Hal ini nantinya akan membantu teman-teman RS swasta untuk membeli obat-obatan dan juga alat kesehatan,” tuturnya.
Sumber: Suara Pembaruan