Jakarta, Beritasatu.com - Stunting merupakan salah satu permasalahan bangsa yang harus segera diatasi. Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), dr Hj Citra Fitri Agustina mengatakan, upaya pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak, yakni Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Menurutnya, pencegahan stunting juga harus melibatkan organisasi masyarakat (ormas).
“Pencegahan stunting sudah jamak akan lebih baik dengan banyak pelibatan organisasi masyarakat,” kata dokter Citra dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Kamis (18/2/2021).
Untuk itu, Citra mengapresiasi kerjasama BKKBN dengan Fatayat NU dalam pencegahan stunting. Ia berharap kerja sama dengan ormas dan lembaga NU atau paguyuban juga diterapkan sehingga edukasi pencegahan stunting akan mudah disebarkan.
“Karena santri misalnya lebih mendengarkan kata gurunya, kata kiainya. Edukasi pencegahan stunting ini lebih tepat dan sampai ke sasaran,” ucapnya.
Selanjutnya, Citra mengatakan, upaya pencegahan stunting sebaiknya tidak hanya menyudutkan perempuan. Pasalnya, mencegah lahirnya anak stunting dimulai dari proses pertumbuhan anak mulai dari dalam kandungan.
“Pencegahan stunting jangan hanya menyalahkan perempuan. Selama ini yang terus diintervensi adalah ibu. Misalnya ibu diminta makan telur selama hamil,” ujarnya.
Ia menegaskan, ada pengaruh nutrisi dari pria sebagai calon ayah yang juga harus dijaga. Karenanya ia menyayangkan jika selama ini fokus pencegahan stunting hanya pada perempuan. Kata Citra, masalah stunting diakibatkan faktor dari perempuan dan laki-laki.
“Stunting di mana anak lahir dengan tubuh pendek atau pertumbuhan tidak sesuai dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kesehatan kedua orang tua,” ucapnya.
Kendati demikian, ia mengakui salah satu sebab anak stunting juga karena proses kehamilan. Dalam hal ini, ibu hamil mengalami kekurangan darah atau anemia sejak kehamilan, namun bisa juga karena suami memiliki penyakit penyerta sehingga mengganggu kesuburannya.
Salah satu hal yang mengganggu kesuburan pria adalah menyimpan gawai (gadget)di saku celana. Pasalnya, gawai dapat memunculkan paparan radiasi jangka panjang. Gawai yang diletakkan dekat dengan alat kelamin pria ternyata menurunkan kuantitas sel sperma pria.
“Gangguan gadget pada kesuburan pria berhubungan dengan frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan gadget. Sel tubuh atau ponsel memancarkan frekuensi elektromagnetik dan radiasi frekuensi yang tinggi diserap tubuh hingga ke jaringan. Hal ini memicu peningkatan gerakan molekuler di dalam sel tubuh. Apabila hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengganggu kesuburan pria,” ucapnya.
Sumber: BeritaSatu.com