Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa penyakit kanker serviks bisa dicegah.
"Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat," kata Hasto, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Rabu (24/2/2021).
Upaya pencegahan primer lainnya termasuk menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam asetat).
Menurut Hasto, di Indonesia, proporsi kasus kanker di RS Kanker Dharmais Tahun 2018 menunjukkan kanker serviks berada di juara ke-2 atau 10,69 dari kasus kanker setelah kanker payudara.
"Jadi bagian dari pemicu kanker serviks karena kurangnya menjaga kebersihan. Ini dari 8 faktor, 6 faktornya ini pelaku seks, merokok juga menjadi bagian penting karena selalu kita ingatkan di samping mahal juga bagian dari risiko terjadinya kanker mulut rahim," kata Hasto.
Terkait hal ini, BKKBN selalu mengampanyekan "Three Zeros", yakni menghindari seks pranikah, seks pada usia dini serta narkotika. Hasto menambahkan hampir 100% perempuan yang terpapar narkoba menderita kanker serviks.
“BKKBN selalu menjadi sahabat keluarga dan sahabat remaja. Oleh karena itu, pendekatan para remaja tentang kesehatan reproduksi remaja melalui teman sebaya perlu terus dilakukan. Karena remaja kalau diberitahu oleh orangtua, tidak akan mendengarkan, tapi apabila diberitahu oleh teman sebaya mereka mendengarkan,” imbuhnya.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Achmad Mediana menjelaskan, setiap perempuan itu berisiko terkena infeksi HPV onkogenik yang dapat menyebabkan kanker serviks.
"Lakukan vaksinasi yang terbaik untuk kanker serviks yang jenis vaksinnya dapat memberikan perlindungan paling lama terhadap HPV yang menyebabkan kanker," katanya.
“Selain itu, vaksinasi harus dilengkapi juga dengan screening yang akan mengurangi resiko kanker serviks dan lebih baik dibanding hanya dengan screening saja dan akan mengurangi jumlah screening abnormal yang akan memerlukan tindak lanjut. Kanker serviks itu satu-satunya kanker yang bisa ketahuan sejak awal, sehingga bisa diciptakan vaksin," tambah Ahmad.
Senada dengan Hasto, Department Head of Environment dan Social Responsibility Astra Bondan Susilo menekankan pentingnya upaya pencegahan kanker serviks.
"Terutama untuk teman-teman yang akan menikah, yang menjalankan program memiliki anak harus mempunyai awareness atau kesadaran untuk mencegah terjadinya kanker serviks pada pasangan perempuan atau calon ibu," tutup Bondan.
Sumber: BeritaSatu.com