Jakarta, Beritasatu.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mutasi virus Covid-19 asal Inggris dengan varian B117 yang dtemukan di Indonesia merupakan hasil temuan dari 462 sampel yang diperiksa.
"Para peneliti yang mendalami virus corona B117 mengonfirmasi bahwa efektivitas inokulasi terhadap virus masih ada di level yang bisa diterima, sehingga sejauh ini belum mengganggu kinerja vaksin. Vaksin (Sinovac) yang sekarang digunakan pemerintah masih efektif untuk mencegah penularan mutasi virus sehingga tidak akan mempengaruhi kekebalan kelompok,” papar Nadia dalam siaran pers diterima Beritasatu.com, Jumat (5/3/2021).
Nadia mengatakan, varian B117 merupakan tipe virus RNA atau ribonucleic acid yang secara alami mudah mengalami mutasi dan beberapa penelitian di negara lain menunjukkan varian ini lebih cepat menular "Hingga saat ini, kami belum mendapatkan bukti ilmiah bahwa virus mutasi Covid-19 ini lebih tinggi tingkat keganasannya dibanding virus Covid-19 yang awal, namun dari beberapa penelitian di negara lain menunjukkan varian virus baru ini lebih cepat menular," kata Nadia.
Nadia menyebutkan, mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike yang menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding varian lama. Adapun kecepatan penularan mutasi virus tersebut tidak menyebabkan bertambah parah penyakit. Namun penelitian terkait varian baru ini terus dilakukan.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak perlu resah, tetapi harus tetap waspada. "Meskipun tingkat keganasan varian baru virus Covid-19 ini belum diketahui, namun dengan kemampuan penularan yang lebih tinggi, kami mengimbau masyarakat harus lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan harus lebih diperketat, serta mensukseskan program vaksinasi Covid-19," imbuhnya.
Sementara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemkes, Slamet mengatakan, selama ini pemerintah telah melakukan sejumlah langkah. Salah satunya memperkuat upaya 3T, yakni testing, tracing, dan treatment demi mencegah varian baru Covid-19 B117 meluas.
Slamet menyebutkan, temuan tersebut menunjukkan kemampuan dan kapasitas laboratorium Balitbangkes dalam melakukan metode Whole Genome Sequencing (WGS). “Mutasi virus corona B117 yang terdeteksi pertama di Inggris betul telah terdeteksi di Indonesia, mutasi virus ini lebih menular, orang yang terinfeksi varian ini juga dapat menularkan virus dalam jumlah yang lebih besar,” ujar Slamet.
Slamet menjelaskan, kegiatan WGS ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan surveilans genom virus SARS-COV-2 yang telah dilakukan sejak virus ini masuk ke Indonesia. “Data hasil pemeriksaan genom ini diunggah ke repository Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID),” terangnya.
Slamet menambahkan, bahwa karakter dari varian mutasi B117 ini tidak terbukti lebih parah infeksinya. “Belum ada hasil penelitian yang mengatakan bahwa varian ini lebih ganas dan menyebabkan sakit yang lebih parah. Virus ini tetap dapat dideteksi dengan swab antigen dan swab PCR,” kata Slamet.
Sumber: BeritaSatu.com