Jakarta, Beritasatu.com - Tingkat kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia, merupakan yang tertinggi di dunia, sesuai dengan data fatality rate Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proporsi kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun sebesar 12,5%. Artinya 1 dari 8 kasus positif Covid-19 adalah anak-anak. Sedangkan, case fatality rate (angka kematian) Covid-19 pada anak di Indonesia merupakan tertinggi di dunia sebesar 3%-5%.
"Data IDAI menunjukan kasus fatality rate itu adalah 3% sampai 5%. Jadi Indonesia negara dengan angka kematian anak terbanyak di dunia," kata Ketua IDAI, Aman Bhakti Pulungan, Selasa (22/6/2021).
Anggota DPR, Lisda Hendrajoni turut menanggapi hal tersebut. Lisda menyatakan, ini merupakan hal serius yang harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.
"Ini sungguh mengkhawatirkan karena benar-benar mengancam keselamatan anak-anak. Pemerintah dan para pemangku kepentingan harus membaca angka-angka tersebut sebagai ancaman serius,” ujar Lisda, Jumat (25/6/2021).
Anggota Komisi VIII ini menjelaskan, berdasarkan data IDAI sebesar 12,5% jumlah terpapar Covid 19 secara nasional, merupakan anak usia 0-18 tahun. Angka tersebut cukup besar, ditambah dengan angka kematian bagi anak mencapai 3% hingga 5%.
"Fokus pemerintah saat ini pada penyebaran dan pencegahan, namun sepertinya anak-anak luput dalam hal ini. Anak-anak juga harus mendapat perlindungan memadai,” sambung anggota Fraksi Nasdem tersebut.
Lisda menambahkan, semua lapisan masyarakat diharap menyadari anak-anak menjadi kelompok yang terancam pandemi Covid-19. Bahkan, menurutnya, rencana pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya dimulai Juli ini sebaiknya ditinjau kembali karena situasi masih sangat rawan.
"Ini (PTM, red) harus ditinjau kembali. Jika memang tidak memungkinkan dan hanya akan menambah klaster baru sebaiknya ditunda dulu, atau kembali menggunakan sistem zonasi sesuai dengan status masing-masing daerah, namun harus dengan protokol kesehatan yang ketat,” jelasnya.
Lisda berharap, seluruh pihak tetap menjaga protokol kesehatan terutama bagi yang harus bekerja di luar rumah. Hal ini juga merupakan salah satu langkah dalam menyelamatkan keluarga dari ancaman virus corona.
"Menerapkan protokol kesehatan, merupakan salah satu tanda sayang kepada keluarga terutama anak. Kita berharap kepada orang tua yang bekerja diluar rumah, agar tetap menerapkan protokol kesehatan, disamping memberikan batasan bermain bagi anak terutama di lokasi kerumunan,” pungkasnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com