Cakupan Imunisasi Anak Menurun, IDAI Luncurkan LITTLe Ku
Jakarta, Beritasatu.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencegah menurunnya cakupan imunisasi di berbagai daerah dengan meluncurkan program LITTLe Ku atau lengkapi imunisasi terlambat/tidak lengkap anakku.
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, program LITTLe Ku ini hadir untuk mempermudah IDAI mendapatkan laporan tentang meningkatnya kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dalam satu bulan terakhir.
“Kita dengar penyakit difteri, campak, dan rubella tentu saja ini sangat terkait dengan cakupan imunisasi yang menurun selama masa pandemi Covid-19 ini,” kata Piprim saat memberi keterangan pers secara virtual pada acara Media Briefing dengan tema: Dukungan Multisektoral untuk Kejar Imunisasi, Senin (29/11/2021).
Piprim menyebutkan, imunisasi turun di bawah 60% saja, tentu ini bisa membuat penyakit yang sudah terkendali akan bermunculan kembali. Apalagi banyak tenaga kesehatan (nakes) bukan dokter anak yang justru khawatir untuk melakukan imunisasi kejar.
Adapun imunisasi kejar adalah imunisasi yang diberikan pada anak-anak yang terlambat atau belum mendapatkan imunisasi dan baru sadar setelah jadwalnya terlewat.
“Banyak sekali kejadian anak-anak yang terlambat imunisasi begitu datang ke puskesmas justru ditolak. Ini orang tuanya anti vaksin, kemudian sadar dan anaknya sudah terlambat jadwal sehingga datang malah ditolak,” paparnya.
“Ini kenapa program LITTLe Ku perlu kita gulirkan, di samping itu juga anak-anak mulai masuk PTM (pembelajaran tatap muka) tentu saja imunisasi sangat penting dilakukan, tidak hanya imunisasi Covid-19 tapi imunisasi dasar, imunisasi lanjutan yang basic ini juga sangat perlu dilakukan untuk membuat anak tetap terjadi imunitasnya,” sambungnya.
Program LITTLe Ku ini, lanjut Piprim diharapkan dapat memperbarui secara rutin data penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di provinsi masing-masing pada bulan Oktober hingga Desember 2021. Selain itu, data cakupan vaksinasi, imunisasi hingga media sosial IDAI.
“IDAI menganjurkan sekali IDAI cabang memiliki akun media sosial agar bisa sama-sama mengedukasi masyarakat serempak dari pusat maupun cabangnya,” ucapnya.
Piprim mengharapkan adanya data kasus PD3I di provinsi masing-masing mulai Desember 2021 yang dilaporkan pada rapat rutin mingguan IDAI. Selain itu, program LITTLe Ku juga membuka layanan konsultasi nakes melalui sambungan telepon.
"Kami membuat hotline IDAI untuk support pertanyaan-pertanyaan nakes bidan, perawat, dokter umum dan dokter spesialis anak juga yang butuh informasi lanjutan sehingga program ini bisa terlaksana dengan baik,” ucapanya.
Kadang ada yang mau bertanya imunisasi tentang anak terlambat imunisasi usia 3 tahun, apa dulu vaksinnya yang seperti ini silakan memanfaatkan hotline IDAI,” pungkasnya.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini