Jakarta, Beritasatu.com - Gerakan Melawan Stunting yang diinisiasi Puan Maharani melalui HaloPuan memasuki Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Gerakan ini dimulai di Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor, Kamis (2/12/2021).
Jatinangor memiliki posisi yang unik di Sumedang. Kecamatan ini menjadi hub antara Bandung dan Sumedang, serta Sumedang dan Cirebon. Cisempur secara lebih khusus menjadi lokasi sejumlah industri sehingga selain padat populasi juga sebagian penduduknya merupakan pendatang dari berbagai daerah di Indonesia.
Sayangnya, kondisi tersebut malah berkontribusi kepada kesehatan dan keseimbangan gizi yang kurang baik.
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, angka kejadian stunting di Kabupaten Sumedang selama pandemi Covid-19 naik 3,28%. Kenaikan terjadi antara lain di Jatinangor, Cibugel, Jatigede, Ganeas, Ujungjaya, dan Surian.
Oleh karena itu, kader PDI Perjuangan dan kader posyandu bersama HaloPuan memilih Kecamatan Jatinangor sebagai lokasi memulai Gerakan Melawan Stunting.
"Melawan stunting perlu digaungkan kembali, karena bukan hanya kejadiannya, tetapi juga dampak kronisnya dalam jangka panjang," ujar relawan HaloPuan, Poppy Astari.
Poppy menjelaskan, stunting bisa mengganggu potensi Indonesia memperoleh bonus demografi pada 2045. Pada tahun itu, usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia akan mencapai 60% populasi. "Tetapi bonus itu bisa jadi masalah jika sebagian balita saat ini mengalami stunting," kata Poppy.
Menurutnya, anak-anak stunting bukan sekadar pendek atau sangat pendek tapi juga akan mengalami kesulitan dalam belajar dan bekerja saat dewasa. Melawan stunting juga perlu dimulai sedini mungkin, yaitu sebelum anak-anak mencapai usia dua tahun. "Kalau lewat usia dua tahun, stunting akan sulit diperbaiki," kata Poppy.
Begitu pentingnya penurunan angka stunting mendorong Puan Maharani sangat memperhatikan persoalan ini. Perempuan pertama yang menjadi ketua parlemen di Indonesia itu memandang angka stunting tak akan bisa ditekan jika kita hanya bergantung kepada program pemerintah.
"Perlu gotong royong, kolaborasi semua pihak, terutama warga masyarakat, dan inilah alasan mengapa Bu Puan menggerakkan melawan stunting melalui HaloPuan," ujar Poppy.
Untuk itu para ibu dan bapak harus menyadari dampak negatif stunting dalam 1.000 hari pertama kehidupan dan bagaimana mencegahnya.
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari berharap dengan gerakan ini, angka kejadian stunting di daerah ini makin berkurang. Sebab tidak mungkin hanya anggota DPRD dan gubernur saja, tidak mungkin camat dan lurah saja. “Harus bersama-sama dan gotong royong," ujarnya.
Camat Jatinangor Herry Gunawan menyampaikan terima kasih kepada HaloPuan yang ikut membantu programnya dalam menurunkan angka stunting. "Apalagi ada gagasan memanfaatkan daun kelor yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat," katanya.
"Setelah tahu ini, saya akan menyebarkan informasi ini kepada warga,” sambungnya.
Gerakan Melawan Stunting diisi oleh penyuluhan kesehatan dan gizi oleh Kepala Puskesmas Cisempur, Ana Pertiwi Ratna Wulan. Relawan HaloPuan kemudian menyampaikan informasi tentang manfaat kelor dan bagaimana memaksimalkan manfaat itu dengan menjadikannya bubuk.
Kegiatan yang dihadiri oleh 175 ibu hamil, ibu menyusui bersama balita mereka, dan kader posyandu ini diakhiri dengan pemberian paket makanan tambahan plus satu kantong bubuk kelor seberat 450 gram.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com