Kasus Gagal Ginjal Akut
Pedagang Pasar Pramuka Setop Penjualan Obat Sirop Praxion

Jakarta, Beritasatu.com - Pusat grosir obat dan alat kesehatan terbesar di Jakarta, Pasar Pramuka menyetop penjualan obat sirop penurun demam anak Praxion usai diberitakan terdapat kasus tambahan baru gagal ginjal akut pada anak.
Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon mengatakan, sebanyak 294 toko obat di Pasar Pramuka sudah menarik obat sirop penurun demam anak Praxion dan tengah bersiap menunggu penjemputan obat dari pihak distributor.
"Mulai hari ini semua yang di-display kita minta diturunkan, kemudian di-packing, kami sudah menelepon pihak distributor di Pramuka. Nanti distributor yang menarik obat Praxion dari Pramuka, kita hanya menghentikan peredarannya aja," kata Yoyon kepada jurnalis BTV, Selasa (7/2/2023).
Yoyon menjelaskan, pembeli obat sirop Praxion rata-rata berasal dari pembeli dengan kelas finansial menengah ke atas. Obat sirop penurun demam tersebut, dikenal sebagai obat sirop yang ampuh dan cepat menurunkan demam pada anak.
Menurutnya, pedagang di Pasar Pramuka mengedarkan obat Praxion lantaran telah mendapat izin konsumsi dari Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM).
Selain cepat menurunkan demam pada anak, harga obat Praxion terbilang murah karena hanya dibanderol sekitar Rp25.000 hingga Rp30.000.
"Respons penjual pertama sekali bingung kok ada lagi ada lagi kasusnya. Kemarin diperbolehkan (dijual), sekarang tidak. Jadi mempertanyakan kinerja dari BPOM. Kenapa kasus begini berulang-ulang?" ujar Yoyon.
"Kami ingin ya kalau memang semua yang berjenis sirup dan botol plastik ditarik dulu dari peredaran, diselidiki dulu. Baru ditentukan mana yang boleh mana yang tidak bisa diedarkan? Jadi, ini tidak membingungkan kita sebagai pedagang dan tidak membingungkan para orang tua atau masyarakat Indonesia," tegasnya.
Yoyon menambahkan, seluruh penjual obat di Pasar Pramuka siap bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Kemenkes dan BPOM jika hendak dilakukan penarikan dan penelitian obat lainnya, agar tidak menciptakan korban-korban lainnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Benarkah Napoleon Menembakkan Meriam ke Piramida Mesir? Fakta Sejarah Film Napoleon

Ahli Gizi Masyarakat: Program Penanganan Stunting di Indonesia Sudah Baik

Ahli Gizi Masyarakat Sebut Penderita Stunting di Indonesia Mencapai 21,6 Persen

Serangan Balik Warganet Indonesia di Medsos Bikin Tentara Israel Terganggu

Sri Mulyani Minta Maaf saat Serahkan DIPA Terakhir Kabinet Jokowi

6 Pola Hidup Vegan yang Bisa Bantu Hindari Sedot Lemak, Ini Caranya

ASN DKI yang Ingin Mendapat Promosi Bisa Kerja di IKN

Panduan Praktis Membuat Puisi yang Menginspirasi

Gus Miftah Ajak Gibran Serap Aspirasi Kiai dan Santri di Pesantren

Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran untuk Jadikan Bangsa Kuat

Orang Tua dan Anak-anak Jadi Korban, Israel Arogan dan Tak Paham Aturan Perang

Menkes Tegaskan Wabah Pneumonia di Tiongkok Bukan Virus Baru seperti Covid-19

26 Orang Diperiksa Kasus Aiman Sebut Oknum Aparat Tak Netral di Pemilu 2024

Pengurus Masjid di Jakut Buka Posko Relawan ke Palestina, 1.000 Orang Sudah Ambil Formulir

MarkPlus Conference ke-18 Digelar 6-7 Desember, Angkat Tema "Unstoppable Future"
1
5
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo