Menghidupkan Kembali Lokananta, Titik Nol Musik Indonesia
Faisal Maliki Baskoro / FMB
Solo, Beritasatu.com - Sempat mati suri sejak era 1990-an, Lokananta, studio rekaman pertama di Indonesia, akan dibangkitkan kembali. Titik nol musik Indonesia ini akan direvitalisasi menjadi sentra kreativitas dan niaga, sekaligus destinasi wisata di Solo, Jawa Tengah.
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), anggota holding BUMN transformasi Danareksa, berkomitmen membangkitkan kembali Lokananta. PPA sendiri adalah BUMN yang bertugas merevitalisasi BUMN yang sedang "sakit". Aset Lokananta ada di bawah Perum PNRI, salah satu "pasien" PPA.
"Lokananta adalah titik nol musik Indonesia. Menurut kami, Lokananta mempunyai nilai sejarah dan peran yang sangat besar. Oleh karena itu, Kementerian BUMN memberikan komitmen besar untuk mendukung industri kreatif dan ekonomi lokal," kata Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi di konferensi pers Lokananta Reload, di Solo, Minggu (27/11/2022).
Dalam revitalisasi Lokananta, PPA berkolaborasi dengan PT Indah Karya sebagai konsultan perencanaan, PP Urban sebagai kontraktor, Andra Matin sebagai arsitek, M Bloc Group sebagai operator.
Yadi mengatakan dalam revitalisasi Lokananta, cagar budaya akan dipertahankan. Nantinya, Lokananta akan memiliki lima pilar bisnis: area pertunjukan ampiteater dan studio rekaman Lokananta Record, museum dan arsip, merchandise dan pengelolaan kekayaan intelektual, galeri UKM, dan sentra kuliner.
BACA JUGA
Di Tangan Gibran dan Wishnutama, Lokananta Bakal Disulap Jadi Ruang Kreatif untuk Anak Muda Solo"Memperkenalkan kembali sejarah permusikan Indonesia ke generasi muda," kata Yadi.
Sebagai pre-launching, Lokananta mengadakan festival musik Lokananta Reload yang menampilkan Padi Reborn dan Efek Rumah Kaca. Grand launching akan dilakukan pada April atau Mei 2023.
Lokananta pertama kali didirikan oleh Pemerintah RI pada 29 Oktober 1956 sebagai pusat perekaman siaran RRI dalam bentuk piringan hitam. Perusahaan rekaman yang paling top pada zamannya ini, menyimpan arsip-arsip pidato kenegaraan Bung Karno dan kemudian berkembang menjadi studio rekaman di mana lagu-lagu daerah, gendang karawitan, hingga keroncong direkam. Tak hanya musik dan lagu, Lokananta juga merekam audio seni pertunjukan, seperti dongeng, cerita rakyat, wayang, dan ketoprak. Uniknya, Lokananta menyimpan arsip lagu Terang Bulan gubahan Saiful Bahri yang menjadi asal muasal lagu Negaraku yang kini menjadi lagu kebangsaan Malaysia. Total, ada 40.000 piringan hitam disimpan di ruang arsip Lokananta.
Lokananta mulai sepi sejak tahun 1990-an ketika kaset dan pembajakan merajalela. Baru pada tahun 2004, Lokananta resmi berada di bawah kendali Perum Percetakan Negara RI (PNRI), dengan nama baru Perum PNRI Cabang Surakarta, atas inisiatif mantan Ditjen Pembinaan Pers dan Grafika. Tahun ini, inisiatif merevitalisasi Studio Lokananta dapat terwujud. Saksi sejarah perkembangan musik di Indonesia ini akan direvitalisasi oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Memiliki luas 21.500 persegi, Lokananta nantinya akan menjadi creative dan commercial hub berbasis musik, museum, studio rekaman modern, tempat pertunjukan musik, dan penjualan merchandise musik.
Sumber: BeritaSatu.com
# Lokananta# Danareksa# PT PPA# Lokananta Reload