Senin, 20 Maret 2023

Siloam Hopitals Kenalkan Inovasi Terbaru Bedah Jantung

Chairul Fikri / FER
Sabtu, 10 Desember 2022 | 22:27 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO) penyakit jantung masih merupakan salah satu penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia dengan angka kematian mencapai 18,6 juta orang setiap tahunnya.

Sementara, di Indonesia sendiri menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) penyakit jantung juga menduduki peringkat tertinggi dengan membebani BPJS hingga lebih dari Rp 10 triliun dan terus meningkat setiap tahunnya.

Dokter spesialis bedah torak dan kardiovaskuler Siloam Hospitals, dr Maizul Anwar SpBTKV mengatakan, jumlah penderita jantung di Indonesia belakangan terus meningkat, yang umumnya berujung pada tindakan bedah. Tindakan bedah jantung yang dilakukan karena para penderita yang datang sudah dalam kondisi parah, sehingga harus dilakukan tindakan medis lebih lanjut.

"Tindakan medis ini dapat dilakukan di Siloam Hopitals dengan metode minimal invasive procedure. Dengan metode ini, tingkat mortalitas untuk tindakan CABG di Siloam Hopitals sebesar 1,6%," tutur dr Maizul Anwar dalam seminar "Advances Clinical in Cardiology" di Gedung Tribrata, Jakarta, Sabtu (10/12/2022).

Menurut dr Maizul Anwar, metode minimal invasive merupakan prosedur operasi dengan sayatan kecil yang mulai diterapkan pada berbagai operasi bedah, termasuk pada bedah jantung.

"Metode ini merupakan inovasi terkini dalam teknik bedah jantung, dimana metode pembedahan menggunakan sayatan kecil sehingga kehilangan darah lebih sedikit, mengurangi ketidaknyamanan setelah operasi, dan waktu penyembuhan lebih cepat," tambahnya.

Sementara itu, dokter spesialis bedah torak dan kardiovaskuler, dr Dicky Aligheri SpBTKV, mengatakan, kesalahan prosedur dalam penanganan penderita jantung yang datang berobat juga jadi salah satu faktor penyakit itu makin sulit diobati. Masyarakat disarankan cerdas memilih rumah sakit yang benar-benar mampu menangani penyakit jantung dengan baik dan benar.

"Seringkali hasil prosedur yang kurang baik disebabkan oleh kesalahan diagnostik yang berujung pada prosedur pengobatan yang kurang tepat untuk pasien. Dengan pesatnya kemajuan manajemen dalam bedah jantung, kami berharap kecepatan dan ketepatan diagnostik pasien dapat meningkat sehingga yang akhirnya dapat meningkatkan kesempatan untuk sembuh," tandasnya.

 



Sumber: BeritaSatu.com

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKINI

1033654
1033653
1033650
1033649
1033652
1033651
1033648
1033647
1033646
1033645
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon