Bakal Bubar, Begini Perjalanan Panjang Panic! at The Disco
Jakarta, Beritasatu.com - Grup rock alternatif yang terkenal dengan suara khas milik Brendon Urie itu akhirnya memutuskan untuk bubar setelah berkarier selama 20 tahun. Hal itu disampaikan Urie melalui laman akun Instagram panicatthedisco, pada Selasa (24/01/2023).
Diketahui, alasan utama Panic! at The Disco bubar adalah karena ingin lebih fokus kepada keluarga. Band yang hanya tersisa satu anggota, yaitu Urie memilih untuk mengakhiri kehidupan musiknya bersama Panic! at The Disco dan akan menghabiskan waktu lebih dengan keluarga.
“Saya akan mengakhiri bab hidup ini dan memfokuskan energi untuk keluarga. Tidak akan ada lagi Panic! at The Disco,” dikutip dari akun Instagram panicatthedisco pada Kamis (26/1/2023).
Meskipun telah bubar, Band asal Las Vegas ini telah mengalami banyak perubahan mulai dari perubahan formasi anggota dan gaya bermusik yang berbeda disetiap albumnya. Berikut profil Panic! at The Disco dari awal terbentuk hingga aktif berkarya selama 20 tahun.
Terbentuk pada tahun 2004, Panic! at The Disco merupakan ide dari Ryan Ross dan Spencer Smith yang merupakan teman masa kecil. Ide tersebut lahir usai mereka bosan mengcover lagu milik Blink-182 yang mereka mainkan sejak masa remaja. Lalu mereka mengajak teman sekolah Smith, yaitu Brent Wilson dan Brendon Urie sebagai upaya melengkapi formasi sebuah band.
Setelah empat talenta muda tersebut terkumpul, Ryan Ross mengisi pada gitar, Spencer Smith pada drum, Brent Wilson pada bass, dan Brendon Urie pada vocal. Awalnya, Ryan Ross adalah vokalis utama dan Urie sebagai gitaris. Namun selama latihan, Urie menunjukkan suara yang luar biasa, sehingga dirinya dipilih menjadi vokalis.
Pada tahun pertamanya saat mereka masih duduk di bangku SMA, Panic! at The Disco merilis album studio berjudul ‘A Fever You Can’t Sweat Out’ bergenre dengan singel utama ‘I Write Sins Not Tragedies’. Album dengan genre baroque pop, electropunk, serta pop punk tersebut menjadi hit hingga sukses meraih penghargaan sertifikasi platinum ganda.
Namun pada tahun 2006 saat mereka melakukan konser tur dunia, Brent Wilson hengkang dari band dan digantikan oleh Jon Walker pada bagian bass. Dua tahun kemudian mereka merilis album studio kedua berjudul Pretty. Odd. dengan menghasilkan singel hit ‘Nine in the Afternoon’.
Setahun kemudian, salah satu pendiri Panic! at The Disco, Ryan Ross memutuskan keluar dari band karena dia merasa sudah tidak sejalan dengan anggota lain. Kepergian Ross diikuti oleh Jon Walker, lalu keduanya membentuk band baru bernama The Young Veins. Saat itu Panic! at The Disco menyisakan dua anggota, yaitu Spencer Smith dan Brendon Urie.
Pada 2009, Panic! at The Disco merekrut Dallon Weekes dan Ian Crawford untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Ross dan Walker. Lalu mereka berempat mulai membuat album studio ketiga dengan genre rock alternatif dan pop rock berjudul ‘Vices & Virtues’ yang diproduseri oleh John Feldmann dan Butch Walker pada tahun 2011.
Setelah rilisnya album ke tiga tersebut, Ian Crawford meninggalkan band dengan alasan ingin membuat musik yang ‘asli’. Kepergian gitaris itu tidak menghalangi Panic! at The Disco untuk tetap berkarya. Pada tahun 2013, mereka merilis album studio keempat berjudul ‘Too Weird to Live, Too Rare to Die!’.
Dua tahun berlalu, Smith resmi keluar dari Panic! at The Disco setelah dirinya tidak aktif dengan band karena masalah kesehatan. Smith mengalami kecanduan terhadap alkohol dan obat-obatan pada waktu itu. Tak lama setelah itu, Weekes memilih sebagai anggota tur saja dan bukan lagi bagian dari band, sehingga Urie menjadi satu-satunya anggota Panic! at The Disco.
Walaupun hanya seorang diri, pada 15 Januari 2016 Urie tetap mengerjakan album studio kelima Panic! at The Disco yang berjudul ‘Death of Bachelor’ dengan genre hip hop, pop, dan rock. Lagu berjudul ‘Hallelujah’ yang menjadi singel pertama dari album kelima, sukses menduduki peringkat ke-40 di tangga lagu Billboard Hot 100.
Karena album debutnya sebagai solois di Panic! at The Disco mendapatkan sambutan hangat dari penggemar hingga dinominasikan untuk Grammy sebagai Album Rock Terbaik, Urie terus mengembangkan band tersebut melalui karya-karyanya. Justru Panic! at The Disco mulai mendapatkan penggemar baru yang lebih luas pada saat Urie menjadi pentolan band tersebut.
Panic! at The Disco kembali duduk di tangga lagu Billboard 200 usai Urie merilis singel ‘High Hopes’ dalam album studio keenam berjudul ‘Pray for the Wicked’. Singel tersebut telah ditonton sebanyak lebih dari 711 juta tayangan di saluran Youtube-nya.
Urie kembali merilis album ketujuhnya berjudul ‘Viva Las Vengeance’ yang juga menjadi album terakhir Panic! at The Disco pada Agustus 2022. Album tersebut dia produksi bersama Sinclair dan Mike Viola di Los Angeles. Tak lama kemudian, pada 24 Januari 2023 Urie secara mengejutkan mengumumkan akhir dari perjalanan Panic! at The Disco.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Polri Prediksi Puncak Arus Mudik 2023 Terjadi pada 19-21 April
Nagita Slavina Bagikan Tangkapan Layar Akun E-Commerce, Netizen Salfok
Ivan Gunawan Beberkan Alasan Lesti Kejora Dilarikan ke Rumah Sakit
Jokowi Janji Bakal Ajak Zulhas Blusukan ke Pasar
Garuda Group Siapkan 1,2 Juta Kursi Penerbangan Sambut Lebaran
Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Jokowi: Pusing Betul Ngurus Bola
