Infeksi Virus hingga Kekurangan Vitamin D Picu Diabetes Anak
Jakarta, Beritasatu.com - Infeksi virus hingga defisiensi vitamin D dapat memicu terjadinya diabetes melitus tipe 1 (DMT1) pada anak-anak.
"Diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 pada anak-anak semakin meningkat jumlahnya. Apalagi setelah pandemi Covid-19,” kata dokter spesialis anak, Prof Dr dr Aman B Pulungan SpA(K) FAAP FRCP (Hon) dalam diskusi yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara daring, Rabu (8/2/2023).
Diabetes melitus tipe 1 umumnya diderita oleh anak-anak. Puncak serangan terjadi pada usia 5-6 tahun dan 10-12 tahun.
"Secara global, sebanyak 1,2 juta anak mengidap DMT1 pada 2021,” ungkap Prof Aman yang juga menjabat project leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia IDAI dan Executive Director of International Pediatric Association (IPA)/Asosiasi Dokter Anak Sedunia.
Data IDAI 2017-2019 mengungkapkan, sebanyak 1.249 anak menderita diabetes melitus tipe 1. “Estimasi prevalensi sebenarnya jauh lebih tinggi karena tidak terdiagnosis, salah diagnosis, dan rendahnya kesadaran terhadap penyakit,” jelas Prof Aman.
Prevalensi DMT1 di Indonesia meningkat lebih besar 3,88 per 100 juta populasi pada 2000 menjadi 28,9 per 100 juta populasi pada 2010. Dan pada 2017, sebanyak 71% anak dengan DMT1 terdiagnosis saat KAD atau Ketoasidosis Diabetikum.
Meski sudah terjadi KAD, masih saja terjadi salah diagnosis. "KAD gejalanya mirip apendisitis atau infeksi saluran cerna lainnya,” ungkap Prof Aman.
Data Registri Nasional DMT1 di Indonesia mengungkapkan, pada 2022, sebanyak 1,369 anak terdiri atas 556 anak laki dan 813 anak perempuan, menderita diabetes melitus tipe 1. Sedangkan, pada 2023 meningkat pesat menjadi 1.645 pasien anak.
Prof Aman menjelaskan, DMT1 berbeda dengan DMT2. “DMT1 merupakan kondisi defisiensi insulin absolut yang disebabkan kerusakan sel beta pancreas sehingga tak mampu memproduksi insulin. Sedangkan, DMT2 merupakan kondisi defisiensi insulin relatif, yaitu produksi insulin tidak mencukupi,” jelas Prof Aman.
Apa yang memicu DMT1 terjadi? “Kalau DMT2 itu secara genetik diturunkan oleh orang tua dan juga faktor gaya hidup yang terlalu banyak makan karbohidrat dan gula. Sedangkan DMT1 karena kerusakan sel beta pankreas yang dipicu berbagai faktor, bisa infeksi virus, autoimun, hingga defisiensi vitamin D,” ungkap Prof Aman.
Infeksi virus yang paling terbaru adalah virus Covid-19. Setelah pandemi Covid-19, DMT1 pada anak-anak meningkat. “Mekanismenya, virus akan menurunkan imunitas tubuh sehingga sel beta pankreas mudah rusak dan tak mampu memproduksi hormon insulin untuk menormalkan kadar gula dalam darah,” jelas Prof Aman.
Hal sama juga terjadi pada defisiensi vitamin D. “Vitamin D itu disebut vitamin Dewa. Ada banyak hal yang terganggu apabila kekurangan vitamin D, termasuk berkurangnya imunitas tubuh sehingga menyebabkan rusaknya sel beta pankreas,” tegas Prof Aman.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Menhub Pastikan Tol Cisumdawu Siap Beroperasi Mulai 15 April 2023
Kabar Bayern Pecat Julian Nagelsmann, Joao Cancelo Tak Percaya
6 Poin Piagam Koalisi Perubahan yang Dideklarasikan Hari Ini
Azas Tigor Nainggolan Jadi Komisaris LRT Jakarta
Gagal Panen, Harga Timun Suri Melonjak Saat Ramadan
Jumlah Pemudik Naik 47%, Menhub Siapkan Sejumlah Strategi
Julian Nagelsmann Dipecat Bayern, Tottenham Siap Menampung
David, Korban Penganiayaan Mario Dandy Makin Responsif

5
Pemerintah Minta Perusahaan Bayar THR Paling Lambat 18 April
1 menit yang laluKemenkominfo dan Lazada Dorong Berdayakan Srikandi di Dunia Digital
6 menit yang laluASEAN Bigger Contributor to Global Economy Than EU: Official
2 jam yang laluB-FILES
Harga Cabai dan Ayam Potong di Kota Mataram Meroket


Sekilas mengenai Ganjar Mania Dibubarkan
Guntur Soekarno