Review Spider-Man: Across the Spider-Verse, Sekuel yang Lampaui Ekspektasi

Judul Film : Spider-Man: Across the Spider-Verse
Genre : computer-animated superhero film
Sutradara : Joaquim Dos Santos, Kemp Powers, Justin K. Thompson
Skenario : Phil Lord, Christopher Miller, David Callaham
Pemain : Shameik Moore, Hailee Steinfeld, Brian Tyree Henry, Luna Lauren Velez, Jake Johnson, Jason Schwartzman, Issa Rae, Karan Soni, Daniel Kaluuya, Oscar Isaac
Produksi : Columbia Pictures, Sony Pictures Animation, Marvel Entertainment, Arad Productions, Lord Miller Productions, Pascal Pictures
Setelah sempat tertunda dua kali, Spider-Man: Across the Spider-Verse akhirnya tayang perdana di bioskop Indonesia mulai Rabu (31/5/2023). Mengingat kesuksesan dari Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018), tak heran apabila sekuel ini begitu dinanti para penggemar Marvel khususnya penggemar si manusia laba-laba.
Beritasatu.com mendapat kesempatan mengikuti screening perdana Spider-Man: Across the Spider-Verse pada Selasa (30/5/2023). Acara yang juga diikuti para komunitas Spider-Man dan Marvel Indonesia ini boleh dibilang cukup ketat, lantaran sebelum memasuki studio, para penonton wajib menitipkan smartphone, kamera, dan perangkat elektronik lainnya yang berpotensi untuk merekam gambar film.
Petugas juga akan menggeledah barang bawaan penonton untuk memastikan. Semua dilakukan semata demi menjaga kerahasiaan film dan potensi membocorkan (spoiler) kepada para calon penonton lainnya atau penggemar yang belum menonton film ini. Atas dasar itu pula, review ini akan dibuat bebas spoiler, kecuali hal-hal yang sudah dikonfirmasi melalui premise dan trailer film, demi menjaga kenyamanan para pembaca.
Spider-Man: Across the Spider-Verse akan menghadirkan kembali petualangan Miles Morales, yang kini menjadi satu-satunya Spider-Man di dunianya pascakematian dari Peter Parker di awal film pertama. Mengambil latar waktu sekitar setahun setelah kejadian di Spider-Man: Into the Spider-Verse, penonton akan diajak mengetahui bagaimana Miles beradaptasi dengan kehidupannya sebagai pelajar dan juga pahlawan super.

Penonton juga akan diajak masuk ke dunia (semesta) dari Gwen Stacy, sekaligus menceritakan latar belakang Gwen sebelum dan sesudah film pertama. Sementara itu, di dunia Miles muncul penjahat super baru yang menamakan dirinya Spot. Sempat dianggap penjahat amatiran, Spot berubah menjadi musuh yang tidak hanya mengancam kota dan dunia Miles, melainkan juga seluruh semesta laba-laba (Spider-Verse).
Jika di film pertama para Spider-Man (dan Spider-Woman) dari semesta lain masuk ke dunia Miles Morales, maka di sekuelnya giliran Miles yang akan masuk ke Spider-Verse. Di situlah ia bertemu dengan para Spider-Man dan Spider-Woman dari dunia lain atau Spider Society yang dipimpin oleh Miguel O'Hara (Spider-Man 2099).
Di situ juga Miles memahami bagaimana satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lainnya yang membentuk suatu rangkaian layaknya jaring laba-laba. Begitu pula dengan peristiwa yang terjadi di film pertama, dan hal di kemudian hari yang berpotensi tidak bisa dihindari Miles.
Rentannya jaring nasib membuat suatu peristiwa yang tak sesuai dengan rangkaian (anomali) berpotensi merusak keseluruhan semesta. Hal ini yang menjadi perdebatan moral dalam diri Miles. Dirinya yang sebetulnya masih beradaptasi dengan kemampuan super dan identitasnya sebagai Spider-Man, harus membuat keputusan antara tanggung jawab dan ancaman musnahnya dunia yang ia cintai.
Bisa dibilang, membuat sekuel dari sebuah film yang sudah sukses tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tak jarang apabila sekuel justru terjebak pada formula kesuksesan yang sama, tanpa pengembangan dan berujung pada hasil yang di bawah ekspektasi para penggemar. Menjadi tidak mudah, lantaran penonton film sebelumnya pasti akan membanding-bandingkan sekuel dengan pendahulunya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Saksikan Bioskop Spesial BTV 5 Cowok Jagoan: Rise of The Zombies Sabtu Ini
Indonesia vs Korut Digelar Minggu, Ini Hasil dan Jadwal Lengkap Sepak Bola Asian Games 2023
Populer di Era 2006, Ini Lirik Lagu Terekam (Tak Pernah Mati) dari The Upstairs
Soal Restu Jokowi ke Kaesang, Gibran: Itu Bukan Restu Masuk PSI
Kecanduan Judi Online, Mahasiswa di Lampung Buat Laporan Palsu Jadi Korban Begal
Banjir Besar Kiriman dari Malaysia, 2 Rumah Warga Malinau Hanyut Terseret Arus
Prabowo Disarankan Pilih Yusril sebagai Bakal Cawapres, Ini Alasannya
1
Kokok PSI: Kaesang Sudah PSI
5
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri