Kadin dan BKKBN Perkuat Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu

Jakarta, Beritasatu.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kesehatan melalui Ketua Komite Tetap Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hilda Kusumadewi bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bergerak cepat untuk mencegah stunting, dengan menggelar sosialisasi di lingkungan masyarakat.
Hilda Kusumadewi mengatakan, stunting merupakan masalah besar yang harus ditangani bersama. Kerja sama antarlembaga juga masyarakat mutlak dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
"Pada 2024, persentase angka stunting di Indonesia harus menjadi 14%. Target tersebut dapat dicapai jika semua pihak bekerja sama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia," ujar Hilda dalam acara sosialisasi pencegahan stunting dari hulu, di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta, dikutip Rabu (31/5/2023).
Saat ini, kata Hilda, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan 2,8% selama dua tahun dari 24,4% pada 2020 menjadi 21,6% pada 2022. Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo pada pidatonya 25 Januari 2023 mengenai stunting bahwa diperlukan kekuatan bersama, semuanya bergerak, untuk mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14% pada 2024.
"Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya," ucapnya.
Menurut Hilda, stunting dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara. Bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.
"Stunting dapat dicegah sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu fase kehidupan yang dimulai saat kehamilan (270 hari, Red) sampai dengan anak berusia dua tahun (730 hari, Red). Pada 1.000 HPK inilah organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, hati, tulang, tangan, kaki, serta organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang," ungkapnya.
Ia menjelaskan, 1.000 HPK merupakan periode emas bagi anak yang tidak dapat terulang. Stunting tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah.
"Usahakan memberikan gizi lengkap untuk anak cucu kita. Jangan sampai tertinggal untuk memberikan protein hewani sebagai salah satu instrumen gizi yang dibutuhkan anak sejak dalam kandungan ibunya," tuturnya.
Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, Hilda melanjutkan, bisa dari telur, ikan/daging dan susu atau produk olahannya. Mengonsumsi protein hewani ini jangan dibuat mindset bahwa makanan-makanan mahal dan impor saja, tetapi ikan lele yang harganya relatif terjangkau secara ekonomi juga bisa dijadikan pilihan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Mourinho Siap Selamatkan Jadon Sancho yang Nasibnya Tak Jelas di Manchester United
Tragedi Siswa SD di Petukangan Utara: Jenazah Dimakamkan, Guru Pingsan
Polisi: Pelaku dan Korban Pembunuhan di Central Park Tidak Saling Mengenal
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin