ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Pro Kontra Nasi dan Mi Instan Jadi Bekal Anak Sekolah, Kenali Bahayanya

Penulis: Winda Destiana Putri | Editor: WDP
Sabtu, 3 Juni 2023 | 10:00 WIB
Ilustrasi mi instan yang mengandung etilen oksida, senyawa yang disebut-sebut bisa memicu kanker.
Ilustrasi mi instan yang mengandung etilen oksida, senyawa yang disebut-sebut bisa memicu kanker. (Pixabay)

Jakarta, Beritasatu.com - Publik dihebohkan dengan viralnya postingan di Twitter akan bahaya mi instan yang menjadi bekal anak sekolah. Seringkali, makanan cepat saji tersebut dimakan bersamaan dengan nasi.

Postingan yang viral tersebut diunggah oleh akun Twitter @littlevixen_ . Dari unggahan tersebut lantas menyentil para orangtua yang kerap memberikan anaknya bekal berupa nasi dan mie instan.

Dalam unggahan terlihat potret bekal berisi nasi dan mi goreng instan. Kemudian wanita itu mempertanyakan tentang pengetahuan gizi dan pertumbuhan anak yang dinilai masih minim di kalangan orangtua.

ADVERTISEMENT

“Serius kalo ada org tua yg ngebekelin anaknya begini, pengetahuan ttg gizi anak & pertumbuhan ngerti kagak, sih?,” ujar akun @littlevixen, dikutip Sabtu (3/6/2023).

Unggahan tersebut pun viral di berbagai sosial media. Bahkan tak sedikit mendapatkan hujatan dari netizen yang melihat postingan tersebut. Banyak netizen yang menilai bahwa tidak semua masyarakat Indonesia bisa membuat bekal yang bergizi untuk anak mereka karena masalah ekonomi.

“Gak semua punya uang buat bikin bekal estetik,” komentar netizen.

“Ekonomi tiap orang berbeda nder,” timpal netter lain.

“Kadang bukan karena ga punya pengetahuan, tapi kemampuan,” ujar warganet lain.

“Kalo ngomong dipikirin dulu, orang kalo ada duit juga gak gitu,” sambung lainnya.

“Mbak ga semua orang punya kemampuan finansial yg sama, mbok we Ben, jgn suka komentari orang lain, mungkin itu udah maksimal yg bisa diberikan orang tua nya,” sahut netter.

“Jadi maksud lu gua skrg gizi buruk dan ga tumbuh baik gitu gara2 dulu dikasih ini?,” ujar lainnya.

Lantas jika ditelisik lebih jauh ada yang perlu diketahui tentang perpaduan mengonsumsi nasi dengan mi instan.
Terlepas dari pro kontra, mengonsumsi mi instan dicampur nasi bukan hal yang aneh bagi sebagian orang Indonesia.

Alasannya karena jika hanya mengonsumsi mi instan saja tidak mengenyangkan. Untuk itulah sebagian besar orang menambahkannya dengan nasi. Banyak orang pun menganggap mi instan sebagai lauk dan bukan sumber karbohidrat seperti halnya nasi. Padahal, banyak risiko kesehatan yang mengintai di balik kebiasaan buruk tersebut.

Untuk diketahui, mi instan memiliki kandungan karbohidrat, lemak, dan sodium yang tinggi. Dibalik itu semua, mi instan lebih rendah kalori, serat, dan protein ketimbang lauk apapun. Nasi putih juga mengandung karbohidrat. Jadi, jika kamu sering mengonsumsi kombinasi kedua makanan tidak sehat tersebut, akan ada banyak risiko kesehatan yang bisa terjadi di kemudian hari.

Jika karbohidrat digabung, tubuh akan merasa kenyang tentunya. Namun, kebutuhan lain akan protein, lemak, dan mineral menjadi tak terpenuhi. Hal inilah yang membuat banyak orang mengalami malnutrisi jika asupan nya per hari tidak diperhatikan.

Selain itu, mie instan mengandung zat aditif makanan yang bernama monosodium glutamate (MSG) yang bisa meningkatkan tekanan darah dalam tubuh. Jika dikonsumsi secara berlebihan, maka bukan tidak mungkin risiko penyakit kardiovaskular bisa meningkat.

Seperti yang diketahui, dalam satu bungkus mi instan mengandung 300 kkal dan 100 kkal yang berasal dari lemak, protein 7 gram, serat 2 gram dan natrium 1,33 gram, sehingga mengandung tinggi energi yang berasal dari zat tepung (terigu) dan minyak, tetapi memiliki kandungan protein dan serat yang rendah dan tinggi garam.

Jika melihat dari komponen tersebut, mi lebih aman dikonsumsi oleh anak yang sulit makan sebagai varian menu. Tidak untuk mereka yang kelebihan berat badan atau karbohidrat.

Sebaiknya konsumsi mie instan pada anak hanya boleh 1 bungkus dalam sehari. Tidak disarankan setiap hari karena kandungan garam cukup tinggi, sehingga bila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat meningkatkan hipertensi saat anak menjadi dewasa.



Bagikan

BERITA TERKINI

Film Horor Brutal Di Ambang Kematian Siap Tayang 28 September

LIFESTYLE 47 menit yang lalu
1068302

Warga Kampung Bayam Tak Mau Pindahkan Tenda Sebelum Pemda Beri Solusi

MEGAPOLITAN 2 jam yang lalu
1068301

Asian Games 2022: Meski Kalah, Perjuangan Timnas Voli Indonesia Patut Diapresiasi

SPORT 2 jam yang lalu
1068296

Prancis Ingin Perkuat Kerja Sama Industri dengan Indonesia

EKONOMI 2 jam yang lalu
1068299

Orang Tua Siswi SD Korban Colok Mata di Gresik Dipaksa Minta Maaf oleh Pejabat

NUSANTARA 3 jam yang lalu
1068298

Buntut Tawuran 2 Hari di Johar Baru, Polisi Tangkap 3 Orang

MEGAPOLITAN 3 jam yang lalu
1068297

Kebakaran Hebat Melanda Gunung Jayanti di Sukabumi

NUSANTARA 3 jam yang lalu
1068293

Ditjen Hubdat Gelar Penganugerahan Wahana Adhigana dan Abdi Yasa Tingkat Nasional

NASIONAL 3 jam yang lalu
1068295

Megawati dan Jokowi Sudah Bahas Cawapres Ganjar, Tunggu Momentum Tepat Diumumkan

BERSATU KAWAL PEMILU 3 jam yang lalu
1068292

Pengamat: Merem Aja Duet Ganjar-Prabowo Pasti Menang Pilpres 2024

BERSATU KAWAL PEMILU 3 jam yang lalu
1068291
Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT