Waspada! Peneliti Sebut Vaping Bisa Menurunkan Jumlah Sperma
Senin, 11 September 2023 | 22:53 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Aktivitas vaping atau menggunakan rokok elektrik telah menjadi hal yang umum di kalangan beberapa masyarakat. Vaping dipandang sebagai alternatif bagi pengguna rokok konvensional yang ingin beralih ke opsi yang lebih aman dan meminimalkan dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok.
Namun, penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti asal Turki membawa kabar kurang menggembirakan. Penelitian ini melibatkan tikus sebagai objek uji yang diberikan paparan asap rokok dan uap rokok elektrik. Hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang terpapar uap rokok elektrik memiliki jumlah sperma yang signifikan lebih rendah daripada tikus yang tidak terpapar nikotin sama sekali.
Jumlah sperma pada tikus yang terpapar uap rokok elektrik adalah sekitar 95,1 juta sperma per mililiter, sementara tikus yang tidak terpapar nikotin memiliki sperma sebanyak 98,5 juta per mililiter. Lebih lanjut, tikus yang terpapar asap rokok memiliki jumlah sperma yang lebih rendah lagi, yaitu hanya sekitar 89 juta sperma per mililiter. Testis mereka juga terbukti lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan dengan tikus yang terpapar uap rokok elektrik dan kelompok kontrol.
Mengutip laman NYpost, Senin (11/9/2023) peneliti menegaskan bahwa meskipun cairan dalam rokok elektrik dianggap tidak berbahaya dalam konteks berhenti merokok, cairan tersebut ternyata dapat meningkatkan stres oksidatif dan mengakibatkan perubahan morfologi pada testis. Ini adalah temuan yang patut diperhatikan karena bisa berdampak serius pada kesuburan pria.
Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Denmark pada tahun 2020. Penelitian tersebut menemukan bahwa pria yang menggunakan vape setiap hari memiliki jumlah total sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan vape. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendukung temuan ini dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat.
Kendati rokok elektrik sering dianggap sebagai metode efektif untuk membantu berhenti merokok konvensional, saat ini sudah waktunya untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dampak negatifnya terhadap kesuburan dan kesehatan secara keseluruhan. Dokter-dokter menyarankan agar para pengguna vape mempertimbangkan untuk menghentikan kebiasaan tersebut demi kesehatan reproduksi mereka.
Selain risiko terhadap kesuburan, vaping juga telah dikaitkan dengan sejumlah masalah gangguan pernapasan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami risiko yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik dan mempertimbangkan alternatif yang lebih sehat untuk menjaga kesehatan mereka secara keseluruhan.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Menko Marves Luhut Saksikan Pelantikan Kasad Maruli Simanjuntak

8 Buah yang Bisa Melangsingkan Tubuh Tanpa Sedot Lemak

KPU Harapkan Capres Cawapres Bicara Realistis Saat Debat Pilpres

Nikmati Cashback Spesial 40% Setiap Hari Saat Belanja di Shopee Video

New Daihatsu Taft Bisa Jadi Saingan Suzuki Jimny

Jokowi Ajak Semua Pihak Jaga Kesejukan dan Persatuan dalam Pemilu 2024

Sebanyak 204 Juta Data Pemilih di KPU Bocor, Ini 10 Akibatnya

Fortuner Dihantam Truk Tanah di Cileungsi, Tidak Ada Korban Jiwa

Presiden Jokowi Lantik Maruli Simanjuntak sebagai Kasad

TikTok Shop Berencana Gandeng GoTo, Mendag: Belum Ada Suratnya

Charlie Munger, Tangan Kanan Warren Buffet, Meninggal Dunia

Di Depan Jokowi, Sri Mulyani Beberkan Keunggulan Penyusunan DIPA Digital, Apa Saja?

8 Cara Alami Atasi Lemak Tanpa Sedot Lemak

KPU Pastikan Debat Capres-Cawapres Dilakukan di Jakarta

Akuisisi Blok 60 dan 48 dari Kesultanan Oman, Produksi Migas Medco Naik 13 MBOEPD
1
5
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo