JAKARTA, Beritasatu.com – Socialpreneur Riyadno banyak mendapat pencerahan setelah mengikuti ajang penghargaan Zayed Sustainability Prize (ZSP) asal Uni Emirat Arab. Meski tak menang, program Smart Farm Academy yang dibesutnya di 7 provinsi kini makin banyak mendapat tawaran bantuan dana dari sejumlah pihak.
“Saya memang gak menang di Zayed Sustainability Prize 2022, tapi penghargaan ini membuka kerangka berpikir saya bagaimana mengubah masyarakat menjadi lebih baik lagi. Lewat kerangka berpikir melalui banyak pertanyaan yang diajukan ZSP, membuat saya menjadi lebih cerdas sehingga kini dampaknya banyak donatur yang mengantre mau membiayai program kami, Smart Farm Academy, termasuk di Tanah Datar, Sumatera Barat, untuk mengembangkan perkebunan buah naga,” ungkap Riyadno saat berbagi pengalaman mengikuti ZSP yang digelar ZSP dan Asah Kebaikan di live instagram asah kebaikan dan di Youtub, baru-baru ini.
Riyadno sebelumnya sukses mencetak ratusan petani milenial di sejumlah daerah. Lewat Smart Farm Academy yang difasilitasinya, Riyadno membantu anak-anak muda menyulap lahan tidur menjadi tanah pertanian/perkebunan penghasil cuan.
“Program Smart Farm Academy saat ini sudah mencetak 300 petani muda yang saya sebut patriot di 20 titik di 7 provinsi dan mengubah ekonomi masyarakat melalui prgram petani cerdas ini,” kata Riyadno yang memulai programnya di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten.
Riyadno menyontohkan, kisah sukses pemuda bernama Muhammad di Desa Pematang, Tiga Raksa, Tangerang. Sejak 2017, Muhammad sudah membina 55 petani dan mendukung ekonomi 1.000 kepala keluarga. “Dari 300 petani yang saya bina, Muhammad ini salah satu contoh yang berhasil. Kalau satu patriot saja bisa memberdayakan 55 petani dan mensupport seribu KK, ini kan luar biasa. Selain itu, supply produk pertanian untuk daerah itu pun berasal dari petani daerah itu dengan memberdayakan pemuda-pemuda yang sebelumnya tidak produktif,” terang Riyadno.
Ilmu Bertani, Marketing, hingga Leadership
Kiprah Riyadno sebagai socialpreneur bermula saat ia melihat betapa petani di sekitar Kabupaten Tangerang banyak hidup miskin. Mirisnya, anak-anak mudanya pun tak tertarik menjadi petani.
“Tahun 2008 saya mulai membina petani dengan menjadi fasilitator. Saya juga membina UKM konveksi, membina ternak lele, ya pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Tangerang,” ujar mantan karyawan bagian keuangan di pabrik galvanis di wilayah Tangerang.
Pada program Smart Farm Academy, ada banyak pembinaan yang dilakukan Riyadno. “Selain dilatih keterampilan teknik bertani, berkebun, atau beternak, dan mengolah hasil pertanian, patriot-patriot muda ini juga dilatih bagaimana cara mendapatkan lahan tidur, leadership, marketing, hingga spiritual. Pokoknya selama tiga bulan mereka belajar agribisnis lah,” jelas sarjana ekonomi manajemen dari Universitas Muhammadiah Yogyakarta (UMY).
Setelah lulus tantangan dalam pembinaan, para patriot desa ini dilepas untuk menjadi petani. “Patriot ini setelah lulus challenge, selanjutnya kami kasih modal stimulus, hibah, untuk menanam sayur atau buah. Namun tidak semua modal bisa digunakan. Misal modal Rp4 juta, nah yang Rp1 juta harus dimasukan sebagai dana simpanan di koperasi yang dibentuk di desa patriot tersebut bersama petani lainnya,” jelas lelaki kelahiran Purworejo tahun 1979.
Dari mana Riyadno mendapatkan dana untuk pembinaan itu? “Di awal dana didapat dari para relawan sejak 2011-2018 lewat Yayasan Bina Karakter Bangsa. Namun sejak 2019, ada donasi dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI),” ungkap Riyadno yang senang kini makin banyak donatur yang berniat membantu program Smart Farm Academy.
Kamal Fitrianto, Perwakilan ZSP Indonesia menilai, program Smart Farm Academy ini sangat luar biasa. “Namun saya sarankan, untuk bisa memenangkan penghargaan ZSP, sebaiknya Pak Riyadno fokus memilih program Smart Farm Academy di satu desa saja yang memiliki dampak sangat luar biasa. Ceritakan programnya dan keberhasilan program yang berdampak besar pada masyarakat lewat video berbahasa Inggris dengan durasi cukup 2 menit saja supaya bisa mencuri perhatian juri,” jelas Kamal.
Zayed Sustainability Prize (ZSP) sudah dibuka untuk periode 2023. Penghargaan program-program berkelanjutan dari Uni Emirat Arab yang digelar setiap tahun ini menawarkan hadiah US$3 juta bagi pemenang di 5 kategori.
“ZSP diselenggarakan sejak tahun 2008, sebagai penghargaan terhadap warisan pengembangan dan kemanusiaan yang berkelanjutan oleh pendiri Uni Emirat Arab, yaitu almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan,” terang Kamal Fitrianto.
ZSP kembali akan membuka pendaftaran untuk periode 2023 untuk 5 kategori, yakni Water, Health, Food, Pangan, dan Global High School (kategori untuk anak sekolah atau mahasiswa, yang terbagi dalam Air, Kesehatan, Pangan, dan Energi).
Pendaftaran dibuka pada pertengahan Februari 2022. Penghargaan ini terbuka untuk para tim, LSM, pelajar, maupun organisasi yang memiliki program menarik dan berdampak luas bagi masyarakat.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com