Jakarta, Beritasatu.com - Interaksi di ruang digital mempertemukan berbagai perbedaan kultural hingga menciptakan standard baru dalam beretika. Sebab, melalui media digital setiap orang dapat berpartisipasi dan berhubungan dengan banyak pihak melintasi batasan geografis maupun budaya.
Founder dan CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick mengatakan, hubungan tersebut lebih jauh juga memunculkan kolaborasi dengan orang lain. Sehingga, segala aktivitas digital dan menggunakan media digital memerlukan etika digital.
"Bagaimana kita membangun kredibilitas di dunia digital itu dengan etika," ujar Theo Derick, saat webinar Makin Cakap Digital untuk kelompok masyarakat wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dikutip keterangan pers yang diterima Beritasatu.com, Kamis (30/6/2022).
Theo mengungkapkan, ruang lingkup etika sendiri meliputi kesadaran, tanggung jawab untuk menanggung konsekuensi, integritas yaitu kejujuran dan kebajikan yang melihat lebih jauh nilai-nilai kemanfaatan.
Dia mencontohkan, saat penggunaan media sosial (Medsos) seseorang juga harus mengetahui tujuannya. Seperti yang dia lakukan bersama komunitasnya untuk mengedukasi anak muda terkait finansial. Tentunya, dengan tujuan tersebut maka penggunaan bahasa dan kata-kata dalam berkomunikasi haruslah tepat sesuai sasaran.
"Sopan dan positif, simpel dan mudah dipahami, tidak menghakimi dan menghina orang lain," kata Theo.
Menurut Theo, etika bermedia sosial juga menekankan pada isi konten yang dibuat dengan menentukan terlebih dahulu tujuan membuat konten, apakah untuk ekspresi, edukasi, atau persuasi.
Isi konten pun harus memerhatikan kebenaran dan kredibilitas informasinya. Termasuk menghindari isu sensitif seperti SARA dan pornografi. "Tak lupa pastikan isi konten dapat membawa dampak positif," tegas Theo.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com