Gereja Katolik Jakarta Gelar Makan Siang Bersama Kaum Miskin
Jakarta - Gereja Katolik se-Jakarta menggelar makan siang bersama dalam menyambut Natal 2018. Makan siang dilakukan bersama kaum miskin serta orang-orang yang tersingkir, tersisih, dan terpinggirkan oleh dunia. Makan siang bersama digelar secara serentak di sejumlah paroki dan lokasi yang berada di bawah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Selasa (25/12), bertepatan dengan peringatan kelahiran Tuhan Yesus.
Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo mengemukakan gerakan makan siang Natal mengajak umat Katolik, khususnya di KAJ, untuk mengamalkan Pancasila, mendalami secara khusus sila ketiga “Persatuan Indonesia” dengan semboyan “Kita Bineka-Kita Indonesia”. Dalam semboyan ini terkandung berbagai macam gagasan yang bisa diterjemahkan menjadi berbagai gerakan yang membarui kehidupan.
"Kalau gerakan-gerakan ini dilakukan secara terus-menerus dan konsisten, akan terbentuklah habitus baru, yaitu cara merasa, cara berpikir, cara bertindak dan berperilaku baru, baik dalam tataran pribadi maupun bersama, dalam keluarga, komunitas dan masyarakat yang lebih luas. Habitus baru inilah yang akan menjadi daya transformatif dalam kehidupan. Kalau manusia semakin berbakti kepada Tuhan, berperilaku adil dan beradab, serta semakin bersaudara satu dengan yang lain, Kerajaan Allah menjadi semakin nyata dan kemuliaan Tuhan akan semakin tampak," kata Ignatius.
Menurutnya, makan siang Natal menjadi salah satu gerakan dalam mengembangkan semangat kebinekaan, mengangkat derajat dan martabat, serta membarui kehidupan. Gerakan ini diadopsi oleh KAJ dari Komunitas Sant’ Egidio Roma sejak 2010.
Makan siang Natal menjadi gerakan persatuan dan persaudaraan dengan semua warga bangsa, tanpa memandang suku, ras, agama dan perbedaan-perbedaan yang lainnya.
"Gerakan ini mau menghadirkan semangat cinta, kasih dan persahabatan, khususnya dengan kaum miskin papa, mereka yang terasing, menderita dan terpinggirkan dunia," kata Ignatius.
Koordinator acara tersebut, Teguh Budiono menambahkan tema MSN tahun ini adalah “Joy in Diversity: Kita Bineka Kita Indonesia”. Ada 18 lokasi yang menjadi tempat makan bersama pada tahun ini dan tersebar di Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Sekitar 2.500 relawan mempersiapkan kegiatan tersebut.
Menurutnya, makan siang Natal adalah kebahagiaan bagi semua tanpa terkecuali, pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin. Kebahagiaan yang bukan hanya akan dirasakan oleh mereka yang dilayani, tetapi juga bagi mereka yang melayani.
"Seperti halnya dalam peristiwa kelahiran yang membawa kebahagian dan sukacita, kelahiran-Nya menyatukan kita, yang berbeda-beda, dalam satu kebahagiaan besar. Meja perjamuan makan siang natal menjadi gambaran persatuan, persaudaraan, dan keharmonisan bangsa, karena berkumpul setiap orang dengan latar belakang yang berbeda dalam suasana penuh keakraban dan sukacita," tutur Teguh.
Ibu Suama dari Kunciran, Alam Sutra, Tangerang Selatan, yang hadir dalam acara tersebut mengaku senang bisa makan bersama rekan-rekannya. Dia mengaku tidak ada perasaan takut atau was-was karena mengikuti acara tersebut, sekalipun dirinya seorang Muslim.
"Tidak ada perasan apa-apa. Biasa aja. Ini kan kebersamaan," kata Suama saat ditemui di Bandar Jakarta, Alam Sutra.
Dia datang bersama enam temannya. Mereka bergabung dalam kelompok tukang sapu di perumahan Renata, Kunciran.
"Kami diajak Pak RW. Pak RW bilang makan bersama menyambut Natal," tuturnya.
Ibu Suama menyebut acara yang digelar cukup baik karena dirinya bisa membaur dengan siapa saja tanpa membedakan latar belakang. Dia berterima kasih kepada panitia yang telah mengundangnya.
Sumber: Suara Pembaruan
Saksikan live streaming program-program BTV di sini