Tangerang, Beritasatu.com - Jelang pelaksanaan salat Jumat (7/8/2020) hari ini, dua organisasi masyarakat (ormas) terlibat bentrok di depan Kantor Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Dalam bentrok tersebut, personel kepolisian dari Polsek Pinang, Tangerang dan Satpol PP Kota Tangerang sempat kewalahan lantaran kedua ormas saling mempersenjatai diri dengan senjata tajam dari berbagai jenis. Namun akhirnya setelah satuan Dalmas dan Resmob Polres Metro Tangerang dibantu anggota TNI tiba, kericuhan tersebut akhirnya dapat diredakan.
"Salah besar ada penyerangan kantor Kecamatan Pinang, karena kita lihat kantor Kecamatannya sendiri tidak ada kerusakan apa-apa. Yang benar memang ada dua dua kelompok yang berbeda pendapat atas keputusan Pengadilan terkait kasus sengketa lahan seluas 45 hektare yang diklaim oleh pendukung salah satu ormas. Makanya tadi kita coba pertemukan keduanya, semoga ada titik temu dan bisa ketemu solusi-nya, dan kami menegaskan Kecamatan Pinang tidak ada di pihak manapun," ungkap Camat Pinang, Kaonang saat ditemui media di lokasi bentrok di depan Kecamatan Pinang, Jumat (7/8/2020).
Kaonang menjelaskan, tanah yang menjadi sengketa tersebut luasnya sekitar lima hektare lebih. Lahannya berada di dekat kantor Kecamatan Pinang.
"Jadi sebenarnya ini adalah sengketa lahan antar orang perorang bukan antar kubu mana dengan kubu mana. Dan sebenarnya sudah diselesaikan sesuai dengan amar putusan Pengadilan Negeri Tangerang. Namun karena tadi apel dan persiapan eksekusinya dilakukan di halaman Kecamatan Pinang, maka terjadi bentroknya sendiri disini. Namun setelah dilerai dan dipertemukan, dua kubu akhirnya bisa selesai dan bersyukur juga enggak ada korban jiwa di dua kubu yang bentrok, meski tadi ada beberapa orang yang luka terkena lemparan batu tapi sudah ditangani dengan baik," lanjutnya.
Pantauan Beritasatu.com dilokasi kejadian, puluhan bongkah batu dan kayu terlihat berserakan di jalan Rasuna Said depan Kantor Kecamatan Pinang hingga Jumat siang. Pihak Kepolisian sendiri mengklaim telah mengamankan puluhan senjata tajam dari berbagai jenis yang digunakan saat bentrok terjadi.
Sejumlah warga yang tinggal di lokasi bentrokan mengaku bahwa bentrok tersebut sebenarnya terjadi antara warga sekitar yang tanahnya akan dieksekusi dengan sekelompok orang yang akan melakukan eksekusi. Bahkan akibat bentrok tersebut, beberapa ruko dan warung yang ada di depan Kecamatan Pinang langsung tutup karena khawatir bentrokan tersebut makin meluas.
"Rencananya hari ini, akan dilakukan eksekusi lahan seluas puluhan hektar tersebut, oleh pihak Darmawan yang dibantu sekelompok massa berpakaian warna merah. Akan tetapi, saat hendak mengeksekusi lahan, ratusan orang berbaju hitam dari gabungan berbagai ormas mengadang di lokasi lahan. Gara-gara itu bentrokan sendiri tidak terhindari, tapi sekarang kondusif karena ada Polisi, TNI dan Satpol PP yang berjaga. Namun sebagian warga disini masih khawatir makanya banyak yang menutup tokonya karena takut ada bentrokan lagi," tandas Rofi seorang warga yang ditemui di lokasi.
Puluhan senjata tajam dari berbagai jenis seperti golok, samurai, stik golf hingga busur yang terbuat dari besi diamankan pihak kepolisian dari bentrok tersebut. dan kini situasi juga mulai berangsur membaik.
Sumber: BeritaSatu.com