Jakarta, Beritasatu.com – Seorang penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) mengaku diperas dan dilecehkan oleh seorang dokter saat melakukan tes cepat (rapid test) Covid-19. Lewat akun Twitter @listongs perempuan berinisial LHI ini mengungkapkan kisahnya kepada netizen setelah laporannya tak diproses pihak berwajib.
Kisahnya bermula saat ingin pergi dari Jakarta ke Nias, Sumatera Utara, Minggu (13/9/2020). Sebelumnya, LHI memang belum sempat melakukan rapid test dan berencana melakukannya di Terminal III Bandara Soetta. Karena jadwal keberangkatan pesawat pukul 06.00 WIB, dia sudah tiba di bandara pukul 04.00 WIB.
“Aku test rapid-nya di tempat resmi yang sudah disediakan oleh Bandara Soetta,” tulis LHI di akun Twitter-nya.
Dia optimistis hasil tesnya nonreaktif karena baru pulang dari Western Australia--selama berbulan-bulan tidak ditemukan kasus Covid-19--enam hari sebelumnya. Kalaupun tertular, dia berpikir antibodinya tidak mungkin terbentuk dalam waktu enam hari.
Namun, EFY bergelar sarjana kedokteran yang memeriksanya menyebutkan hasil tes cepat LHI reaktif. EFY mengaku tetap bisa meloloskan LHI terbang asal diberi pelicin. Saat tawar-menawar LHI menyebut angka Rp 1 juta, tetapi EFY minta lebih banyak dan akhirnya disepakati Rp 1,4 juta. Uang sebesar itu ditransfer melalui mobile banking.
“Ya udah karena aku malas ribet orangnya, aku tambahin jadi Rp 1,4 juta,” demikian LHI.
Urusannya ternyata belum selesai. EFY lalu mendekati LHI, membuka maskernya, dan mencoba menciumnya. EFY pun melanjutkan aksi pelecehannya. Pelaku bahkan terus mengikutinya sampai pintu keberangkatan.
Setelah check in, LHI pun menghubungi pacarnya untuk menceritakan kejadian yang dialaminya, lalu menangis.
Dua hari kemudian, LHI melakukan rapid test di Nias dan hasilnya non-reaktif.
Sumber: BeritaSatu.com