Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta sampai saat ini sebanyak 13.221 orang yang masih dirawat atau isolasi. Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai 22 September 2020 sebanyak 65.318 kasus.
Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU dalam penanganan Covid-19.
"Dari jumlah tempat tidur isolasi sebanyak 4.508 di 67 RS rujukan, hingga 20 September, persentase keterpakaiannya sebesar 83 persen," kata Dwi, Selasa (22/9).
Sedangkan, dari jumlah tempat tidur ICU sebanyak 658 di 67 RS rujukan. Hingga 20 September, persentase keterpakaian ruang ICU sebesar 79 persen.
Ketua Komisi E DPRD DKI Iman Satria mengungkap, sejumlah kendala pengiriman pasien isolasi mandiri ke RS yang disediakan pemerintah. Kendala di lapangan seperti masalah transportasi yakni ambulans.
“Ini yang terlihat sendiri banyak sekali ambulans yang mengantri, mau masuk ke Wisma Atlet jadi problem. Itu temuan kami di lapangan,” ujar Iman Satria kepada Beritasatu.com di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Masalah transportasi pasien isolasi mandiri ke RSD Wisma Atlet menurut Iman Satria kelihatan sepele namun di luar dugaan karena banyaknya pasien isolasi mandiri di Jakarta. Jakarta saat ini baru punya ambulance 40-50 unit sementara yang diangkut itu cukup banyak.
Ketersediaan ambulans ini harus dipikirkan oleh Pemprov DKI ke depan. Menurut Iman Satria, kesiapan tempat tidur di wisma atlet juga menjadi menjadi perhatian penting. “Jakarta juga ada RS rujukan. Yang OTG sendiri pun harus dirawat di RS, yang ringan masuk kemana yang sedang masuk kemana dan berat masuk kemana. Itu masalahnya saya kira,” katanya.
Iman yakin dengan dibukanya gedung baru di Wisma Atlet bisa menampung pasien isolasi mandiri lebih banyak. Masalah lainnya yang dihadapi saat ini, ungkap Iman, terkait informasi bila masyarakat tahu ada cluster baru yang mereka pada resah.
“Mereka ingin segera orang itu langsung diangkut. Kalau tidak jadi bermasalah. Nah ini kan enggak bisa cepat-cepat. Dalam tiap hari ini, mereka terus bekerja dalam memperbaiki kinerja dan administrasi. Administrasi itu juga meliputi sumber daya manusia yang harus diperbanyak,” katanya.
Politisi Gerindra itu mengungkap bahwa setiap pasien isolasi mandiri yang ingin masuk ke RSD Wisma Atlet harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan swab. “Orang yang datang itu (Wisma Atlet) kan langsung diperiksa swab dan lain-lain. Di sana dibawahnya diperiksa. Jadi butuh waktu,” jelasnya.
Terkait dengan anggaran penangan Covid-19 di Jakarta, Iman mengatakan, anggaran diambil dari Biaya Tak Terduga (BTT). Hingga saat ini, Dinkes DKI belum menyampaikan laporan penggunaan dana BTT tersebut.
"Kalau anggaran penangan Covid saya kira tak ada masalah karena sudah ada kesepakatan antara eksekutif dan legislatif untuk gunakan dana BTT. Rinciannya kita belum disampaikan," katanya.
Terkait dengan anggaran untuk pasien isolasi mandiri yang dikirim ke RS, Iman Satria mengatakan, Pemprov DKI maeih menghitungnya. "Biarkan Pemprov hitung dulu. Nanti kan bisa disampaikan (penggunaanya) ke Komisi E)," tuturnya.
Iman juga memgaku belum mengetahui seberapa besar anggaran yang sudah terserap untuk menangani Covid-19. "Belum, belum (dilaporkan Dinkes). Sekarang ini semua masih fokus menangani Covid," tandasnya.
Sumber: BeritaSatu.com