Jakarta, Beritasatu.com - Delapan anggota polisi terpapar Covid-19 diduga ketika melakukan kegiatan penanganan dan pengamanan aksi unjuk rasa, di wilayah hukum Polres Metro Bekasi. Saat ini, mereka telah menjalani isolasi mandiri.
Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar Polisi Hendra Gunawan mengatakan, berdasarkan hasil swab test tanggal 13 Oktober kemarin, ada lima orang. Dari lima anggota, tiga dari Polsek Cikarang Barat, satu Polsek Serang Baru dan satu Polsek Muara Gembong yang terpapar Covid-19.
"Ini masih ditelusuri (tracing) ya, apakah terpaparnya dari tempat demo atau bukan. Tapi yang jelas hasilnya didapatkan pascademo. Saat ini semuanya sudah isolasi mandiri," ujar Hendra, Sabtu (17/8/2020).
Sementara itu, menurut hasil swab test pada tanggal 6 Oktober, ada tiga anggota yang terpapar Covid-19. Sehingga total menjadi delapan anggota.
"Yang lainnya ada tiga orang lagi, itu swab test tanggal 6. Itu pra demo, kita melakukan pengamanan juga, dan pascademo lima lagi. Intinya mengingatkan kembali kepada polisi dan masyarakat yang demo dalam menyampaikan aspirasinya bahwa pandemi Covid masih mengintai kita. Makanya untuk itu kita harus benar-benar menjaga protokol kesehatannya.
Jadi intinya delapan (terpapar) dalam penanganan demo, kemungkinan terpapar pada saat pengamanan dan penanganan demo," ungkapnya.
Hendra menyampaikan, sejumlah Polsek telah melakukan swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"Iya rencananya kami lakukan swab massal. Cikarang Barat sudah lakukan swab massal. Kemudian Serang Baru juga lakukan swab massal. Untuk Polres kita lakukan protokol kesehatan lebih ketat lagi karena saat ini belum ada orang yang mengalami gejala-gejala Covid jadi belum dilaksanakan swab massal," katanya.
Menyoal bagaimana antisipasi Kepolisian pada saat pengamanan aksi unjuk rasa ke depan, Hendra mengimbau kepada para demonstran agar betul-betul menjalankan protokol kesehatan.
"Ketika diskusi sama kita, harus jaga jarak pakai masker. Kadang kan mereka euforia lagi diskusi, nggak pakai masker. Kemudian lagi orasi lepas masker, sementara polisi harus menjaga. Di situlah mungkin terkena. Atau polisi dalam keadaan lelah karena sudah berhari-hari (bertugas) jadi ada yang imunitasnya menurun. Tapi yang paling penting itu protokol kesehatannya itu harus ditingkatkan lagi ke anggota dalam melakukan pengamanan unjuk rasa. Walau tetap semangat, harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan tinggi," tandasnya.
Pedemo Reaktif
Sementara itu, sebelumnya Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengatakan, polisi mengamankan 1.192 orang pasca-kerusuhan massa, di Jakarta dan sekitarnya, Kamis (8/10/2020) lalu. Setelah diperiksa rapid test, 34 orang diantaranya reaktif, dan 10 diantaranya positif Covid-19.
Sementara, pada demo Selasa (13/10/2020) kemarin, polisi mengamankan 1.377 orang, 47 orang diantaranya reaktif dan telah dibawa ke RS Wisma Atlet untuk diswab test. Hingga saat ini hasilnya belum keluar.
Yusri menegaskan, berdasarkan data itu artinya setiap aksi unjuk rasa ada yang reaktif Covid-19. "Itu yang saya sampaikan dari kemarin bahwa setelah kita evaluasi setiap kegiatan adanya unjuk rasa pasti ada yang kita temukan. Ini yang kita rapid test adalah orang-orang yang kita amankan. Bagaimana kalau semuanya itu di rapid test? Diamankan saja sudah banyak yang reaktif," katanya
Yusri mengatakan, aksi unjuk rasa berpotensi besar membuat klaster baru karena massa pasti berkerumun. "Yang jadi pertanyaan sekarang kalau mereka bergabung dengan teman-teman yang lain yang belum di rapid test, yang kemarin unjuk rasa dan dia ternyata positif, apa tidak membawa klaster itu? Bikin klaster jadinya," ucapnya.
Sumber: BeritaSatu.com